Pengakuan nabi mengenai sahabat yang lebih tahu urusan dunia karena mendapati hasil kurma yang lebih baik dengan pengelolaan yang baru atau berbeda juga menunjukan bahwa kreativitas manusia dalam urusan dunia dengan melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat ditekankan dalam agama Islam. Sehingga, bisa kita simpulkan dari penjelasan tersebut bahwa kita bisa menggunakan peran teknologi AI selagi itu bermanfaat untuk mempermudah pekerjaan kita.
Artifical Intelligensi berdasarkan Pandangan Ahli Agama
Menurut Prof. Mohd Zakree Ahmad Nazri, Ketua Program Kedoktoran (S3) di Universitas Kebangsaan Malaysia, istilah Kecerdasan Buatan ini terdiri dari dua kata yaitu: Kecerdasan dan Buatan. Kecerdasan bermaksud hal yang berkaitan dengan kepintaran, kecerdikan dan kebijaksanaan. Sedangkan Buatan (Artificial) bermaksud tiruan, sesuatu bukan alami atau tiruan.
Prof. Dr. Mohd Zakree Ahmad Nazri seorang Profesor di bidang Kecerdasan Buatan memberikan penjelasan yang menarik yaitu mengaitkan antara Kecerdasan Buatan dan Sunnatullah. Beliau menambahkan bahwa sunnatullah yang beliau maksud di sini adalah hukum atau ketentuan Allah Azza wa Jalla. Jadi menurut Prof. Dr. Mohd Zakree Ahmad, Kecerdasan Buatan sebenarnya hanya meniru hukum alam yang sesuai dengan Sunnatullah, sehingga tidak ada sama sekali didalamnya sebuah pelencengan dari apa yang sudah menjadi ketetapan Allah. SWT.
Berdasarkan penjelasan sumber-sumber di atas, yaitu Al Qur’an, Hadits, maupun pendapat tokoh jika ditinjau dari perspektif islam, tidak ada salahnya memanfaat peran teknologi kecerdasan buatan yaitu Artifical Intelegensi untuk mempermudah pekerjaan kita di kehidupan sehari-hari dan menjadikan AI sebagai alat atau perantara untuk kita bisa mengembangkan potensi kita lebih baik lagi selama kita bijak dalam menggunakannya. Sehingga, jika kita bisa dan bijak dalam menguasai AI untuk kebaikan di masa yang akan datang, maka peran manusia tidak akan tergantikan oleh AI, karena manusia itu sendirilah yang berperan dalam menguasai ataupun memanfaatkan AI.
Referensi
Firmansyah. Fachrul Dedi. (2023). Artificial Intelligence (AI): Bagaimana Perspektif Islam?. Dikutip dari sumber: Â https://arrahim.id/fachr/artificial-intelligence-ai-bagaimana-perspektif-islam/
Muhardianto. Bayu. (2020). Kemajuan Umat Islam Artificial Intelligence, Nyata Atau Wacana? Dikutip dari sumber: Â https://tanwir.id/kemajuan-umat-islam-artificial-intelligence-nyata-atau-wacana/
Saihu, M. (2021). Al-Quran And The Need For Islamic Education To Artificial Intelligence. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Keislaman, 5(2), 18–31.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H