Mohon tunggu...
lia lailirosadah
lia lailirosadah Mohon Tunggu... Administrasi - guru

konten pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Positif

9 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 9 Juli 2023   10:01 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

by lia laili rosadah

Pendahuluan:
Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang positif dan inklusif, Modul Budaya Positif menyajikan sejumlah konsep kunci yang menjadi landasan penting. Konsep-konsep ini meliputi perubahan paradigma belajar, disiplin positif, motivasi perilaku manusia, kebutuhan dasar, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Artikel ini akan menguraikan secara rinci konsep-konsep tersebut dan bagaimana penerapannya dapat membantu menciptakan budaya positif di lingkungan pendidikan.

Perubahan Paradigma Belajar:
Perubahan paradigma belajar merupakan konsep yang mendasar dalam menciptakan budaya positif. Pendekatan ini menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Paradigma ini menggeser pendekatan yang berpusat pada guru menjadi pendekatan yang berpusat pada siswa. Dalam budaya positif, perubahan paradigma belajar menciptakan lingkungan di mana siswa merasa terlibat, didengar, dan didorong untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran. Hal ini mendorong siswa untuk menjadi pembelajar yang lebih otonom, kritis, dan kreatif.

Disiplin Positif:
Disiplin positif adalah pendekatan yang memfokuskan pada pertumbuhan dan pembelajaran siswa melalui penguatan positif, pengajaran keterampilan sosial, dan pembangunan hubungan yang saling menguntungkan antara guru dan siswa. Dalam budaya positif, disiplin positif menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan mempromosikan keterlibatan siswa. Hal ini melibatkan penggunaan sanksi yang konstruktif, pemberian umpan balik yang efektif, serta pembelajaran dari kesalahan sebagai sarana untuk pertumbuhan dan perbaikan perilaku. Disiplin positif membantu siswa untuk mengembangkan tanggung jawab, keterampilan sosial, dan sikap positif terhadap pembelajaran.

Motivasi Perilaku Manusia:
Konsep motivasi perilaku manusia menyoroti pentingnya faktor internal dan eksternal dalam mempengaruhi perilaku individu. Dalam budaya positif, motivasi perilaku manusia digunakan untuk memahami apa yang mendorong siswa untuk belajar dan berpartisipasi secara aktif. Penguatan positif, penghargaan, dan pengakuan atas prestasi siswa adalah beberapa strategi yang digunakan untuk memotivasi siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dalam proses pembelajaran. Memahami kebutuhan dan keinginan siswa serta memberikan tantangan yang sesuai dapat membantu meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran.

Kebutuhan Dasar:
Kebutuhan dasar adalah konsep yang menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan psikologis siswa. Dalam budaya positif, pendidik berupaya menciptakan lingkungan di mana kebutuhan dasar siswa dipenuhi dengan memberikan perhatian, dukungan, dan kenyamanan. Hal ini mencakup menyediakan lingkungan yang aman dan ramah, membangun hubungan yang penuh kasih sayang, serta memberikan kesempatan untuk berbagi dan berinteraksi dengan teman sebaya. Memenuhi kebutuhan dasar siswa membantu menciptakan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan pembelajaran yang positif.

Posisi Kontrol Restitusi:
Posisi kontrol restitusi adalah pendekatan yang menekankan pentingnya memberikan siswa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka. Dalam budaya positif, posisi kontrol restitusi memungkinkan siswa untuk belajar dari kesalahan mereka, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan yang terganggu. Pendidik memberikan dukungan dan panduan kepada siswa untuk mengidentifikasi konsekuensi dari tindakan mereka serta membantu mereka untuk belajar mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.

Keyakinan Kelas dan Segitiga Restitusi:
Keyakinan kelas mengacu pada keyakinan dan harapan positif yang guru miliki terhadap kemampuan dan potensi siswa. Segitiga restitusi adalah kerangka kerja yang melibatkan tiga pihak yaitu siswa, guru, dan orang tua untuk bekerja sama dalam membangun budaya positif di kelas. Dalam budaya positif, keyakinan kelas dan segitiga restitusi bekerja bersama-sama untuk menciptakan iklim yang mendukung, saling menghormati, dan memberdayakan siswa. Keyakinan kelas menciptakan kepercayaan dan ekspektasi positif yang memotivasi siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka, sementara segitiga restitusi membangun kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan sukses.

Kesimpulan:
Konsep-konsep kunci dalam Modul Budaya Positif menjadi dasar yang kuat dalam menciptakan budaya positif di lingkungan pendidikan. Dengan menerapkan perubahan paradigma belajar, disiplin positif, motivasi perilaku manusia, pemenuhan kebutuhan dasar, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi, pendidik dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, inklusif, dan memotivasi siswa untuk belajar dan tumbuh. Konsep-konsep ini saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain untuk menciptakan budaya yang positif di sekolah dan meningkatkan hasil pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun