Mohon tunggu...
Lia usfiana agustin
Lia usfiana agustin Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat media, aktivis kurikulum pernikahan

"berpikir kritis" Platform informasi, ideologi, dakwah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Presiden Negara Dijadikan Bahan Lelucon

13 Agustus 2023   10:21 Diperbarui: 13 Agustus 2023   10:39 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita melihat dan mendengar fenomena di berbagai media sosial para pemimpin-pemimpin Negeri ini di jadikan bahan lelucon oleh rakyatnya sendiri. Entah di jadikan sebuah meme, guyonan bahkan di maki-maki dengan kata-kata yang tidak pantas seperti nama-nama binatang anjing, babi, keledai dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadi pemicu Negara dipandang rendah oleh bangsa lain. Meskipun Negara kita Indonesia memiliki wilayah yang luas dan kekayaan alam yang belum tentu ada di Negara lain. Padahal bangsa yang bermartabat, bangsa yang berwibawa adalah bangsa yang bisa menghargai dan menghormati Pemimpinnya. Lalu apa yang salah dengan negeri ini? Apa yang harus dibenahi oleh negara ini?Inilah soal baru bagi negara kita Indonesia, bagaimana cara mengubah pola pikir rakyat agar menjadi rakyat yang cerdas bisa menghormati pemimpinnya. Maka perlu peran dari pemerintah untuk memasukkan kurikulum pernikahan di tingkat SMP, SMA bahkan universitas. Mengapa harus memasukkan kurikulum Pernikahan pada Pendidikan? Karena semua persoalan berawal dari sebuah pernikahan. Dan membangun bangsa juga dari sebuah pernikahan. Banyak anak yang berkualitas tapi sumbangsih ke negara kurang tuntas bahkan tidak bersumbangsih sama sekali. Dan mengapa ini terjadi?? Karena kurangnya ilmu tentang pernikahan. Bukankah presiden, menteri, guru, pedagang, wali murid adalah hasil sebuah pernikahan.Maka pernikahan adalah tangga tangga kesuksesan menuju segala aspek kepemimpinan. Yang saya inginkan kurikulum pernikahan masuk pada pendidikan. Karena bangsanya rusak dan maju berawal dari pernikahan. Mengapa harus memasukkan kurikulum Pernikahan pada Pendidikan? Karena semua persoalan berawal dari sebuah pernikahan. Dan membangun bangsa juga dari sebuah pernikahan. Banyak anak yang berkualitas tapi sumbangsih ke negara kurang tuntas bahkan tidak bersumbangsih sama sekali. Dan mengapa ini terjadi?? Karena kurangnya ilmu tentang pernikahan. Bukankah presiden, menteri, guru, pedagang, wali murid adalah hasil sebuah pernikahan. Maka pernikahan adalah tangga tangga kesuksesan menuju segala aspek kepemimpinan.Yang saya inginkan kurikulum pernikahan masuk pada pendidikan. Karena bangsanya rusak dan maju berawal dari pernikahan. Mengapa harus memasukkan kurikulum Pernikahan pada Pendidikan? Karena semua persoalan berawal dari sebuah pernikahan. Dan membangun bangsa juga dari sebuah pernikahan. Banyak anak yang berkualitas tapi sumbangsih ke negara kurang tuntas bahkan tidak bersumbangsih sama sekali. Dan mengapa ini terjadi?? Karena kurangnya ilmu tentang pernikahan. Bukankah presiden, menteri, guru, pedagang, wali murid adalah hasil sebuah pernikahan. Maka pernikahan adalah tangga tangga kesuksesan menuju segala aspek kepemimpinan. Yang saya inginkan kurikulum pernikahan masuk pada pendidikan.Karena bangsanya rusak dan maju berawal dari pernikahan.Banyak anak yang berkualitas tapi sumbangsih ke negara kurang tuntas bahkan tidak bersumbangsih sama sekali. Dan mengapa ini terjadi?? Karena kurangnya ilmu tentang pernikahan. Bukankah presiden, menteri, guru, pedagang, wali murid adalah hasil sebuah pernikahan. Maka pernikahan adalah tangga tangga kesuksesan menuju segala aspek kepemimpinan. Yang saya inginkan kurikulum pernikahan masuk pada pendidikan. Karena bangsanya rusak dan maju berawal dari pernikahan. Banyak anak yang berkualitas tapi sumbangsih ke negara kurang tuntas bahkan tidak bersumbangsih sama sekali. Dan mengapa ini terjadi?? Karena kurangnya ilmu tentang pernikahan.Bukankah presiden, menteri, guru, pedagang, wali murid adalah hasil sebuah pernikahan. " Maka pernikahan adalah tangga tangga kesuksesan menuju segala aspek kepemimpinan" di kutip dari Shofia usman penulis buku pernikahan jariyah. Yang saya inginkan kurikulum pernikahan masuk pada pendidikan. Karena rusaknya bangsa dan bangsa majunya berawal dari sebuah pernikahan.

Terima kasih dari saya, semoga yang saya aspirasikan bisa di terima dan di pakai oleh pemimpin Negeri. 

Penulis Lia usfiana Agustin 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun