Mohon tunggu...
Lia Anies Winianti
Lia Anies Winianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Menumbuhkan Generasi Cinta Negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya Positif melalui Kegiatan Market Day (Studi Kasus di MI Tahfizh Entrepreneur Qurrota A'yun Ponorogo)

4 April 2022   10:23 Diperbarui: 4 April 2022   11:15 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya positif adalah nilai - nilai, keyakinan - keyakinan dan kebiasaan yang berpihak kepada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi kritis, penuh hormat dan tanggung jawab. Dalam rangka menciptakan budaya positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman dan nyaman. Saat lingkungan terasa positif, aman dan nyaman maka siswa akan mampu bertindak dan bersikap dengan mandiri dan tanggung jawab. 

Market day adalah salah satu aktivitas wirausaha (entrepreneur) di MI Tahfizh Entrepreneur Qurrota A'yun Ponorogo. Dalam kegiatan tersebut siswa membuat produk bersama keluarga di rumah dan memasarkan barang dalam sessi bazaar atau pasar yang disediakan oleh sekolah. Kegiatan ini rutin dilakukan di sekolah setiap pekan, per kelas dengan urutan sesuai nomor absen siswa yang ada di kelas tersebut.

Lalu apa hubungannya Market Day dengan pembentukan budaya positif di sekolah?

Saat kegiatan market day ada beberapa kegiatan yang secara tidak sadar dilakukan oleh siswa dan itu mendukung terciptanya budaya positif di sekolah :

  1. Budaya Antri. Kegiatan ini merupakan salah satu ciri yang dikategorikan "minus"oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Sering kita lihat di berita , akan ada banyak korban terinjak saat antri sembako ataupun hanya sekedar antri membayar di cashier swalayan. Berbanding terbalik jika kita berkesempatan berkunjung keluar negeri misal Jepang, budaya ini sangat terbentuk sejak anak - anak kecil.Keyakinan dan pembiasaan yang terbentuk akan menciptakan karakter yang melekat pada diri anak - anak. Market Day sebagai salah satu program sekolah yang dilakukan berulang dan kontinue bisa membentuk kebiasaan untuk antri saat mereka akan membeli produk jualan teman teman mereka. Kesepakatan ini bisa menjadi salah satu keyakinan kelas yang akan dibentuk bersama mereka, karena mereka akan merasakan ketidakadilan, ketidaknyamanan jika mereka tidak bisa melakukan budaya antri.
  2. Cinta Kebersihan. Budaya menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman di sekolah menjadi salah satu peer yang juga perlu diurai. Salah satu efek kegiatan market day adalah adanya tambahan sampah di lingkungan sekolah. Keyakinan kelas yang sudah diciptkan bersama terkait menjaga kebersihan bisa terlihat dari sikap tanggung jawab siswa dalam membuang sampah pada tempatnya. Atau bahkan tanpa ada paksaan akan memungut sampah yang terlihat di depannya. Tanpa ada saling menunjuk dan menyalahkan. Market day menciptakan tumbuhnya budaya positifcinta kebersihan karena mereka harus bertanggung jawab atas sampah dari makanan yang sudah mereka beli. Secara bersama - sama mereka juga menyapu lokasi berjualan karena adanya sampah yang tercecer.
  3. Kepedulian. Kegiatan market day ini dilaksanakan setiap pekan dengan petugas bergantian. Keyakinan kelas saling membantu, peduli dengan teman sangat terbantu dengan kegiatan market day. Secara bergotong royong, siswa menyediakan meja tempat dagangan teman yang bertugas, atau membantu menatakan barang dagangan. Di sessi berakhirnya jam market day, siswa secara bersama - sama saling membantu menawarkan dagangan teman yang belum habis saat market day di kelas tersebut berlangsung. Ada juga kepedulian lain yang muncul yaitu berbagi kue untuk teman yang pada hari tersebut tidak membawa uang saku dan tidak mampu belanja di market day. Dan disaat menjelang perpulangan, siswa secara bergotong royong memasukkan kembali meja tempat menggelar dagangan temannya. 
  4. Religius. Budaya ini tercipta dengan adanya kegiatan pembiasaan berdoa bersama sebelum makan. Bersyukur masih mampu membeli barang dagangan teman dan makan dengan baik. Di tempat lain, masih banyak orang yang kekurangan dan tidak mampu makan dengan layak.

Dari satu kegiatan terlihat ada banyak budaya positif yang diciptakan. Budaya positif yang dilakukan secara konsisten akan membentuk generasi yang  karakter kebaikanya melekat dan tidak mudah hilang. Juga melahirkan generasi Indonesia yang siap menggantikan kepemimpinan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun