Menurut berbagai analisa, nampaknya Jokowi memang bisa dipastikan sebagai boneka yang akan “melemah” jika cawapresnya adalah berasal dari: 1). kalangan pengusaha papan atas; 2). militer; 3). tokoh yang muncul secara instan; dan 4). politisi dari barisan sakit hati.
Dan jika ingin meyakinkan semua pihak bahwa Jokowi bukan sebagai boneka, maka Jokowi (PDIP) harus sebisa mungkin mempertimbangkan dan menunjuk seorang cawapres yang kriterianya, yakni di antaranya:
1). adalah sosok yang benar-benar memahami dan punya kapabelitas yang dinilai mampu mengatasi masalah-masalah negara yang sedang bertumpuk seperti saat ini (terutama masalah perbaikan ekonomi bangsa dan negara);
2). adalah seseorang yang betul-betul dinilai telah menjiwai ajaran Trisakti;
3). adalah sosok yang memiliki rekam jejak yang jelas, bukan sebagai kader dari salah satu parpol, serta diyakini sebagai tokoh yang tegas dan konsisten memperjuangkan ekonomi konstitusi dan model ekonomi yang berlandaskan pada Pasal 33 UUD 45 yang ASLI (bukan hasil amandemen).
Namun jika Jokowi hanya dipasangkan dengan cawapres yang tidak memenuhi kriteria di atas, maka Jokowi memang patut diduga kuat hanya sebagai boneka yang siap dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kekuasaan Jokowi. Semoga tidak demikian adanya..!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H