Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Berbagi untuk Mangrove Lestari

19 September 2016   05:37 Diperbarui: 19 September 2016   12:36 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas berbagi untuk mangrove lestari ini merupakan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pekerjaan yang paling penulis sukai. Mengapa demikian? Karena didorong oleh keprihatinan terhadap terjadinya kerusakan hutan mangrove di Indonesia yang cukup parah. Dengan melakukan aktivitas ini, walau sekecil apapun kontribusinya, penulis telah ikut berupaya untuk memulihkan kerusakan mangrove di Indonesia.

Seperti diketahui, hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut dengan pantai berlumpur. 

Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang besar serta arus pasang-surut yang kuat. Oleh karena itu hutan mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai yang terlindung.

Ekosistem mangrove terdiri dari dua bagian, di bagian daratan dan bagian perairan. Pada bagian perairan juga terdiri dari dua bagian yakni pada perairan tawar dan laut.  Hutan mangrove meliputi pepohonan dan semak yang terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga (Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lumnitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus).

Bermanfaat Tetapi Dirusak

Manfaat dan fungsi hutan mangrove sangat banyak, yang dapat dikelompokan menjadi tiga sebagai berikut (Sumber_1):

  1. Manfaat/fungsi fisik (lingkungan): menjaga agar garis pantai tetap stabil, melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi, menahan badai/angin kencang dari laut, menahan hasil proses penimbunan lumpur sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru, menjadi wilayah penyangga dan berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar, mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
  2. Manfaat/fungsi biologis: menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan, tempat memijah dan berkembang biak ikan, kerang, kepiting dan udang, tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak burung dan satwa lain, sumber plasma nutfah dan genetik, serta merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
  3. Manfaat/fungsi ekonomis: penghasil kayu (kayu bakar, arang, dan bahan bangunan), penghasil bahan baku industri (pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik), penghasil bibit ikan, udang, kerang, kepiting, sebagai lokasi wisata, penelitian dan pendidikan.

Namun sayang, hutan mangrove di dunia umumnya dan di Indonesia khususnya telah mengalami kerusakan (baca: perusakan). Data tahun 1999, luas wilayah mangrove yang terdapat di Indonesia seluas 8,6 juta hektare. Namun sejak rentang waktu 1999 hingga 2005, hutan bakau itu sudah berkurang sebanyak 5,58 juta hektare atau sekitar 64 persen. Saat ini (2012) hutan mangrove di Indonesia yang dalam keadaan baik hanya tinggal 3,6 juta hektar, sisanya dalam keadaan rusak dan sedang (Sumber_2).

Kondisi tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kecepatan kerusakan mangrove tercepat di dunia. Penyebab utama hilangnya mangrove di Indonesia antara lain konversi menjadi tambak udang yang dikenal sebagai “revolusi biru”, penebangan dan konversi lahan untuk pertanian atau tambak garam, serta degradasi akibat tumpahan minyak dan polusi (Sumber_3). Dengan kondisi yang demikian, maka hutan mangrove di Indonesia memerlukan upaya penanganan berupa perlindungan dan rehabilitasi yang tepat.

Perlu Pemulihan

Kegiatan berbagi untuk mangrove lestari ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian masyarakat, khususnya masyarakat pesisir, akan pentingnya manfaat dan fungsi hutan mangrove dalam mendukung kelestarian lingkungan, produktivitas perairan, dan kesejahteraan masyarakat, untuk kemudian diharapkan munculnya kemauan dan kemampuan secara bersama-sama melakukan upaya rehabilitasi, pengawasan dan perlindungan.

Untuk itu, kegiatan awal yang dilakukan adalah sosialisasi tentang betapa pentingnya fungsi hutan mangrove dari berbagai aspek (fisik/lingkungan, biologi dan ekonomi), dilanjutkan dengan praktek langsung penanaman bibit mangrove. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun