Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Pertama Sekolah: Mengantar Anak ke Sekolah

15 Juli 2016   09:32 Diperbarui: 15 Juli 2016   14:54 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah memberikan izin bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hari pertama masuk sekolah untuk mengantarkan dan mendampingi putra/putrinya ke sekolah. Sumber gambar: beritakaltim.com

Dewasa ini, terasa semakin menguat kecenderungan orang tua menjadi tidak acuh atau tidak peduli terhadap proses belajar yang dijalani putra-putrinya. Ada yang disebabkan oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang memang tidak memadai, tetapi sebagian besar disebabkan oleh tidak adanya kehendak dan waktu akibat kesibukan orang tua dalam mencari nafkah.

Padahal dengan kondisi lingkungan sosial kemasyarakatan saat ini yang semakin memburuk (kenakalan remaja, pornografi, pelecehan seksual, narkoba, dan lain-lain), mestinya orang tua harus lebih memperhatikan pendidikan putra-putrinya.

Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi anak-anak dalam menerima pendidikan, yang membimbing pertumbuhan cipta, rasa, karsa, karya, dan kepribadian anak, untuk mencapai kondisi kedewasaannya. Baru setelah itu anak-anak akan mengenyam pendidikan di sekolah dan pendidikan di dalam masyarakat.

Pada ketiga lingkungan pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan masyarakat), yang harus dan paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah orang tua.

Pendidikan anak tanggungjawab orang tua. Sumber gambar: krjogja.com
Pendidikan anak tanggungjawab orang tua. Sumber gambar: krjogja.com
Salah satu bentuk tanggung jawab orang tua tersebut adalah mengantar anak ke sekolah, terutama pada #HariPertamaSekolah. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, mencanangkan “Gerakan Mengantar Anak di #HariPertamaSekolah.”

Secara lebih luas, tugas dan tanggungjawab orang tua untuk “mengantar anak ke sekolah” mempunyai berbagai fungsi, yang memungkinkan keberhasilan anak dalam menjalani proses belajar di sekolah.

Mempersiapkan Anak

Sejak anak lahir, orang tua harus merawat anak dengan baik sehingga memiliki kesehatan yang terjaga. Untuk mengikuti proses belajar di sekolah anak perlu memiliki kesehatan yang baik. Bila ada gangguan kesehatan, misalnya pada penglihatan atau pendengaran, akan sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam menerima materi pelajaran.

Mendidik anak di dalam keluarga akan memberikan dasar-dasar bagi pendidikan selanjutnya di sekolah. Cipta, rasa, karsa, karya dan kepribadian anak harus sudah didasari dan dibentuk di dalam keluarga. Di sekolah akan dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan formal menggunakan rencana pelajaran (kurikulum) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kesalahan dalam mendidik anak sewaktu anak masih kecil, akan dapat berpengaruh pada hasil pendidikan di kemudian hari. Oleh karena itu perlu diwujudkan kondisi keluarga tempat dimana anak dibesarkan, sebagai keluarga yang harmonis dan memenuhi syarat-syarat psikologis dan fisik.

Hari Pertama Sekolah

Bagi anak, #HariPertamaSekolah menjadi momen yang istimewa, terutama bagi anak-anak yang baru pertama kali bersekolah (Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar).

Disini, kehadiran orang tua untuk mengantar anak di hari pertama masuk sekolah memiliki makna penting, baik bagi si anak itu sendiri maupun bagi sekolah, terutama guru yang akan mengajarnya nanti.

Pemerintah memberikan izin bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hari pertama masuk sekolah untuk mengantarkan dan mendampingi putra/putrinya ke sekolah. Sumber gambar: beritakaltim.com
Pemerintah memberikan izin bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hari pertama masuk sekolah untuk mengantarkan dan mendampingi putra/putrinya ke sekolah. Sumber gambar: beritakaltim.com
Bagi si anak, kehadiran orang tuanya merupakan wujud perhatian dan kasih sayang orang tua kepadanya, serta merupakan bentuk dukungan dan motivasi bagi anak untuk memulai proses belajar di sekolah.

Kemungkinan akan terjadi sikap anak yang rewel atau melakukan penolakan untuk bersekolah pada hari pertama ini. Hal itu wajar, karena anak harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan teman-teman barunya. Disini diperlukan peran orang tua untuk menenangkan dan membimbing anak melewati proses itu.

Bagi pihak sekolah, kehadiran orang tua diperlukan untuk menjalin interaksi antara sekolah dan orang tua murid. Akan terjalin kemitraan dan komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua murid.

Interaksi guru dan orang tua bisa membicarakan sifat-sifat positif dan negatif yang dimiliki si anak. Misalnya tentang kesehatannya, hobinya, dan lain-lain. Sebaliknya, guru bisa memberitahu orang tua bagaimana untuk lebih mengasah atau mengembangkan potensi anak.

Pada hari pertama inilah orang tua menyatakan menitipkan anaknya untuk dididik dengan perasaan nyaman, disertai kepercayaan kepada sekolah bahwa nantinya anak akan mendapat pendidikan yang baik, aman, nyaman, dan mencerdaskan.

Sekolah dapat mengingatkan orang tua akan perannya sebagai pendidik, karena pendidikan anak tidak hanya di sekolah. Sebagaimana telah disinggung diatas, keluarga memiliki peranan yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak.

Setelah Itu Bagaimana?

Setelah anak mengikuti proses belajar di sekolah, selanjutnya orang tua harus mengikuti perkembangan prestasi pendidikan anak dengan seksama, dan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila anak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

Namun demikian, perlu diingat bahwa dunia anak tidak hanya dunia sekolah, tetapi juga dunia bermain. Jangan sampai anak dipaksa fokus belajar tanpa diberi kesempatan bermain. Anak bermain adalah merupakan salah satu cara untuk istirahat setelah lelah mengerjakan suatu tugas. Tetapi orang tua perlu mengarahkan agar anak memperoleh permainan yang baik.

Orang tua juga perlu memfasilitasi buku-buku bacaan, baik yang terkait dengan pelajaran sekolah maupun hiburan. Untuk buku yang bersifat hiburan, orang tua juga perlu mengarahkan dan harus berhati-hati dalam memilihnya.

Anak juga akan menghadapi berbagai masalah, seperti ketidakmampuan, konflik pribadi maupun dengan orang lain (di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat), dan lain-lain. Orang tua perlu mencermati itu, dan memberikan bantuan serta fasilitasi penyelesaian masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh anak. 

Dengan perolehan pendidikan di sekolah yang baik, dan didukung dengan pendidikan di rumah dan di masyarakat yang baik pula, diharapkan kemampuan cipta, rasa, karsa, karya, dan kepribadian anak dapat berkembang dengan baik untuk mendukung masa depan dan kehidupannya.

Salam pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun