Penyerangan penyakit ini dalam waktu setengah sampai beberapa jam setelah mengkonsumsi kerang yang telah memakan alga beracun. Gejalanya berupa gangguan pencernaan (diare, mual, muntah, sakit perut), dan korban sembuh dalam 3-4 hari. Sepanjang yang diketahui, tidak pernah terjadi korban jiwa akibat keracunan ini.
Ketiga, keracunan kerang neurotoksik (Neurotoxic Shellfish Poisoning/NSP). Keracunan kerang neurotoksik (NSP) terjadi pada orang yang mengkonsumsi kerang yang telah terkena "red tide" dari dinoflagellata (Ptychodiscus breve).
Penyakit ini terbatas di Teluk Meksiko dan daerah lepas pantai Florida. Racunnya, yaitu brevetoxin, sangat mematikan untuk ikan sehingga red tide dinoflagellata menyebabkan kematian sejumlah besar ikan. Gejala NSP menyerupai PSP namun tidak terjadi kelumpuhan. NSP jarang yang fatal.
Keempat, keracunan kerang amnesik (Amnesic Shellfish Poisoning/ASP). Keracunan kerang amnesik (ASP) disebabkan oleh asam domoic, asam amino yang dihasilkan oleh diatom Nitzschia pungens.
Gejala-gejala ASP sangat bervariasi seperti mual dan muntah, kehilangan keseimbangan, dan defisit saraf pusat termasuk kebingungan dan kehilangan memori. Hilangnya memori jangka pendek tampaknya permanen pada korban yang masih hidup, sehingga keracunan ini disebut keracunan kerang amnesik.
Kelima, keracunan kerang azaspirasid (Azaspiracid Shellfish Poisoning/AZP). Meskipun gejalanya menyerupai DSP, namun konsentrasi racun DSP-nya sangat rendah. Namun organisme yang dikenal memproduksi racun DSP juga tidak ditemukan dalam sampel air yang dikumpulkan.
Informasi terakhir menyatakan bahwa Protoceratum crassipes yang termasuk dalam genus Protoperidinium adalah dinoflagellata yang memproduksi AZP. Gejala pada korban serupa dengan DSP, seperti mual, muntah, diare berat, dan kram perut.
Biotoksi Pada Ikan
Ada dua jenis keracunan biotoksin yang disebabkan oleh ikan, yaitu keracunan ikan ciguatera (Ciguatera Fish Poisoning/CFP) dan keracunan tetrodotoxin dari ikan buntal.
Keracunan ciguatera, bahan racunnya adalah ciguatoxin (CTX), disebabkan mengkonsumsi ikan yang menjadi beracun setelah memakan dinoflagellata beracun. Sumber utamanya adalah dinoflagellata bentik Gambierdiscus toxicus, yang hidup di sekitar terumbu karang dan menempel pada makroalga.
Peningkatan produksi dinoflagellata beracun terjadi ketika terumbu karang terganggu (badai, peledakan terumbu, dll). Lebih dari 400 spesies ikan perairan tropis atau sub tropis, telah dilaporkan menyebabkan ciguatera. Toksin terakumulasi pada ikan herbivora yang memakan ganggang beracun, atau karnivora besar yang memangsa herbivora ini.