SMAN 3 Semarang adalah SMAN favorit di kota Semarang. Sebagian besar lulusannya dapat dengan mudah masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), termasuk melalui jalur SNMPTN.
Pada tahun-tahun sebelumnya, 50 persen lebih dari lulusan sekolah ini dapat lolos seleksi penerimaan mahasiswa yang menggunakan metode penilaian rapor. Tahun lalu, mereka banyak diterima di PTN ternama seperti UI, ITB, IPB, UGM, dan Undip.
Namun tahun ini, dari jumlah 442 peserta yang mengikuti seleksi ini, baru terdata sebanyak 36 siswa (dari jurusan IPS) yang dinyatakan diterima melalui jalur SNMPTN. Padahal, tahun ini jurusan IPA di SMAN 3 Semarang memperoleh peringkat pertama se-Kota Semarang, sedangkan IPS menduduki peringkat ketiga terbaik.
Untuk itu, Kepala Sekolah SMAN 3 Semarang, Bambang Nianto meminta maaf kepada para siswa yang dilanda "musibah" tidak lolos SNMPTN. Namun dalam permintaan maafnya ia juga mengungkapkan kalau pihak sekolah tidak bisa disalahkan.
SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) adalah seleksi yang memakai komputer dan sistem berdasarkan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) online. PDSS ini memuat data-data siswa, termasuk riwayat nilai rapor dari tahun pertama hingga tahun terakhir siswa.
Sekolah diharuskan memiliki database siswa hingga riwayat nilai rapornya dan mengunggahnya ke sistem yang dinamakan PDSS online. Dari sistem ini, tiap siswa akan memperoleh password yang berbeda dan kemudian password ini dibagikan dari sekolah ke siswa.
Melalui password yang dimiliki, siswa memverifikasi data dan kemudian mendaftar SNMPTN memilih 2 jurusan dari 2 PTN, salah satu PTN harus berada di kota asal siswa. Siswa juga diminta mengunggah fotonya, kemudian siswa nanti akan mendapatkan kartu tanda pendaftaran.
Kepala sekolah memberikan rekomendasi pada setiap siswa yang mendaftar. Bagi yang mendaftar di cabang olahraga dan seni, harus pula mengunggah portofolio karya dan prestasinya. Proses seleksi berdasar data-data akademis selama bersekolah di SMA itu.
Dugaan sementara penyebabnya adalah adanya ketidak-sempurnaan dalam input data ke PDSS online. Pihak sekolah menyatakan telah menjalankan semua prosedur sesuai aturan dalam pelaksanaan SNMPTN.
SMAN 3 Semarang dalam menjalankan Kurikulum 2013 menggunakan system Satuan Kredit Semester (SKS). Sistem ini berbeda dengan yang lainnya karena terdapat beberapa mata pelajaran yang pembelajarannya tidak berlangsung berkesinambungan.
Bila sistemnya yang kacau, tentu tidak hanya SMAN 3 Semarang saja yang mengalami hal ini. Dari 9 SMA di Jawa Tengah yang memakai pola SKS hanya SMAN 3 Semarang saja yang mengalami kejadian ini. Demikian juga ternyata dari jurusan IPS ada yang lolos, sedangkan yang bermasalah dari jurusan IPA.
Namun kejadian yang sama terjadi di Provinsi Jawa Timur, ratusan siswa di SMAN 2 Genteng, Banyuwangi yang memakai sistem kredit semester (SKS) 100 persen dinyatakan tidak lulus SNMPTN 2016.
Oleh karena itu, apabila ingin diketahui penyebabnya secara berimbang, baik sistem PDSS online maupun dokumen dari SMAN 3 (khususnya untuk jurusan IPA) harus di audit. Saat ini sedang berlangsung investigasi oleh Tim Khusus yang dibentuk oleh pihak SMAN 3 dan orang tua murid, yang juga melibatkan ahli-ahli IT.
Sedangkan siswa yang sudah tidak diterima melalui jalur SNPTN, masih mempunyai peluang masuk PTN melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Kejadian ini perlu menjadi pembelajaran bagi pihak sekolah, tidak hanya SMAN 3 Semarang saja, agar di tahun-tahun mendatang kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Petugas yang bertanggung-jawab dalam input data harus memverifikasi sudah masuk atau tidaknya data yang telah diinput. Adapun hasil investigasi nantinya dapat digunakan untuk perbaikan bila ditemukan kesalahan, baik terhadap sistemnya maupun penginputan datanya.
Salam dari saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H