Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menuju Kejayaan Maritim Indonesia

11 Mei 2016   06:10 Diperbarui: 11 Mei 2016   15:20 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KRI Dewaruci, kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut, kapal latih yang melayari kepulauan Indonesia maupun luar negeri ǀ Sumber Gambar: goodnewsfromindonesia.org

Luas perairan laut Indonesia sekitar 5,8 juta km2 dengan 17.508 pulau dan panjang garis pantainya 81.000 km. Sungguh merupakan karunia bentang alam bahari yang sangat luas. Dalam buku-buku sejarah, tercatat bahwa dunia bahari nusantara pernah mencapai masa kejayaan. Namun diakui bahwa masa kejayaan seperti itu kini belum kita raih kembali.

Landasan pembangunan maritim kita telah diletakkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia berabad-abad yang lalu. Menurut Benardie (2003) dalam buku Sejarah Maritim Indonesia, bahwa tercatat berbagai rute pelayaran, perdagangan, dan kegiatan pembangunan kapal (galangan kapal) telah ada di kerajaan-kerajaan besar Nusantara yang menitik beratkan pada pembangunan kekuatan maritim, diantaranya adalah :

  • Kerajaan Tarumanagara di Tanjung Priok Jakarta.
  • Masa pemerintahan dinasti Sanjayawamca dan Chailendrawamca yang menguasai Jawa Tengah.
  • Kerajaan Darmawangca di Jawa Timur.
  • Kerajaan Malayu Crivijaya pada masa pemerintahan Balaputra dan Dharmaphala di Sumatera Selatan.
  • Kerajaan Samodera Pasee.
  • Kerajaan Banten.
  • Kerajaan-kerajaan di Indonesia Bagian Timur.

Namun pada masa kolonial Portugis, Belanda dan Inggris (abad 16-19), anak negeri ini secara bertahap dilarang membuat kapal layar (Jung berukuran besar), untuk membatasi ruang gerak sehingga tidak bisa berniaga antar pulau. Bahkan pada zaman VOC, pembuatan kapal layar tradisionil dilarang kecuali bagi yang memperoleh ijin. Kondisi inilah yang merupakan salah satu penyebab terjadinya kemunduran dunia maritim Indonesia.

Baru setelah dicapai kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, usaha pembuatan perahu/kapal dapat kembali digalakkan oleh pemerintah.

Akan tetapi, perkembangan dunia kemaritiman kita tidak secepat seperti yang diharapkan. Sehingga Indonesia yang merupakan Negara kepulauan dengan perairan laut yang sangat luas, jumlah armada transportasi laut yang dimilliki masih belum memadai.

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, sudah seharusnyalah armada transportasi laut Indonesia ditingkatkan dalam jumlah maupun mutunya.

Poros Maritim

Dalam sejarah, Indonesia masuk peringkat 6 bangsa maritim terhebat di dunia setelah Viking (Skandinavia), Tiongkok, Hispanik (Spanyol dan Portugis), Belanda, dan Inggris (1).

Indonesia dipandang sebagai bangsa yang memiliki darah pelaut, serta kemampuan teknologi dan pengetahuan tentang kelautan yang dianggap lebih unggul dari bangsa lain. Bila dahulu bangsa ini mampu untuk menunjukkan kejayaan melalui peradaban laut, bukan tidak mungkin bila peradaban laut tersebut dapat kembali membawa Indonesia berjaya di masa yang mendatang.

Dan angin segar itu telah berhembus ketika Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Presiden menginginkan agar Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia yang berkepentingan untuk ikut menentukan masa depan kawasan Pasifik dan Hindia.

Untuk itu telah dicanangkan Program Tol Laut, dimana dalam Lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan pembangunan 24 pelabuhan dan pembelian 609 kapal. Target ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (2).

tol-lautweb-1-57316ba827b0bd20048b4571.jpg
tol-lautweb-1-57316ba827b0bd20048b4571.jpg
Program Tol Laut ǀ Sumber Gambar: katadata.co.id

Diharapkan Program Tol Laut ini nantinya dapat memperlancar konektivitas antar daerah, memperkuat jaringan pelayaran, dan memangkas ongkos logistik nasional hingga 15%.

Perkembangan Lainnya

Untuk menjaga sumber daya perikanan di perairan Indonesia, armada kapal Pengawas Perikanan diperkuat. Baru-baru ini, empat kapal pengawas (Kapal Orca 1 sd 04) telah diresmikan untuk menambah jumlah kekuatan armada kapal pengawas perikanan yang dimiliki oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi 35 unit dari sebelumnya berjumlah 31 unit.

Kapal ini dibangun dengan menggunakan desain dan supervisi dari MSS (Merite System Service), di produksi oleh galangan dalam negeri (PT Daya Radar Utama) dengan material besi baja dan memiliki ukuran panjang 60 meter tinggi 4,50 meter dengan kecepatan 25 knot. Jumlah awak kapal 24 orang dan bisa beroperasi hingga selama 15 hari.

kapal-pengawas-perikanan-57316bfb2ab0bdb1048b4576.jpg
kapal-pengawas-perikanan-57316bfb2ab0bdb1048b4576.jpg
Kapal Pengawas Perikanan ǀ Sumber Gambar: @BeritaKKP

Untuk pengangkutan ternak (sapi) yang selama ini lewat darat memakan waktu lama dan biaya tinggi, oleh Kementerian Pertanian telah dioperasionalkan Kapal Camara Nusantara I, untuk mengangkut ternak dari pusat produksi ternak seperti NTT ke Jakarta.

Kapal ini ini merupakan satu dari enam unit kapal ternak yang dibangun Kementerian Pertanian, dengan ukuran panjang 68 meter dan lebar 14 meter. Kapal Camara Nusantara I dibangun di galangan kapal di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

kapal-ternak-57316c3c549773710872cd8f.jpg
kapal-ternak-57316c3c549773710872cd8f.jpg
Kapal pengangkut ternak ǀ Sumber Gambar: bisnis.news.viva.co.id

Armada TNI Angkatan Laut (AL) juga terus dikembangkan dengan beberapa armada sesuai dengan fungsinya untuk mengamankan luasnya perairan Indonesia. Mulai dari armada kapal pemukul, patroli, pendukung dan armada lainnya. Enam kapal selam telah dipesan TNI AL untuk memperkuat pengamanan bawah laut. Dari keenam kapal selam itu, tiga berjenis Chang Bogo-class dan tiga lagi berjenis Kilo-class.

Perkembangan terbaru, PT. PAL Indonesia berhasil menyelesaikan pesanan perdana Kapal Perang SSV untuk Kementerian Pertahanan Filipina. Desain dan rekayasa engineering kapal perang ini sepenuhnya dilakukan oleh putra-putri PT. PAL dan dilaksanakan pembangunannya di PT. PAL. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir dan ikut melepas ekspor perdana kapal perang ini, mengapresiasi hasil kerja keras PT. PAL Indonesia.

kapal-perang-57316c858823bddf052f5ade.jpg
kapal-perang-57316c858823bddf052f5ade.jpg
Wapres RI Jusuf Kalla melepas ekspor perdana kapal perang pesanan Filipina di PT PAL Indonesia di Surabaya, Minggu, 8 Mei 2016 ǀ Sumber Gambar:  @voaindonesia/Petrus Riski

Kapal Perang SSV yang dibuat PT. PAL merupakan pengembangan dari kapal pengangkut jenis Landing Platform Dock (LPD), yang didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, memiliki kecepatan maksimal 16 knot, dan ketahanan berlayar hingga 30 hari (3).

Semoga dengan program, pengembangan, dan perkembangan dunia kemaritiman Indonesia tersebut diatas, akan mampu menumbuhkan kembali kejayaan Indonesia di bidang kelautan dan kemaritiman.

Salam dari saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun