[caption caption="Keluarga sehat dan aktif, dambaan semua orang. Foto : timesindonesia.co.id"][/caption]Dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga, bahkan tidak ternilai. Namun pengertian dan bagaimana mencapai kondisi sehat itu bermacam-macam. Dalam ilmu faal, manusia dikatakan sehat apabila fungsi seluruh alat-alat tubuhnya normal.
Bagaimana orang dapat dikatakan sehat dan segar? Yaitu bila orang tersebut mampu melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuhnya masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggang, dan untuk menghadapi keperluan-keperluan lain yang mendadak.
Dengan demikian orang sehat tersebut aktif bergerak, memiliki energi yang cukup untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, inisiatif dan produktifitasnya tinggi, memiliki pemikiran yang tajam, serta masih mampu beraktifitas mengisi waktu luangnya.
Tubuh yang sehat, apabila ditinjau dari tanda-tanda kehidupan vital, nilainya menunjukkan pada angka normal. Umumnya memiliki tekanan darah sekitar 120/80 mmHg, pernapasan sekitar 12-18 napas per menit, denyut nadi antara 60-80 per menit serta suhu tubuh antara 36-37 derajat Celsius.
Hitungan kasar menurut Fakta Google, ternyata orang yang sehat di dunia ini hanya sedikit yaitu sekitar 15%, yang terbanyak adalah orang yang ‘terlihat’ sehat (70%), dan sisanya 15% adalah orang sakit.
[caption caption="Ilustrasi : Fakta Google"]
1. Gaya hidup
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka manusia membentuk suatu gaya hidup (lifestyle) yang mengutamakan pada kecepatan mobilitas, efisien, dan berorientasi pada target. Untuk memenuhi tuntutan tersebut maka terbentuk suatu gaya hidup yang tidak selalu sesuai dengan kaidah perilaku sehat. Banyak penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau gaya hidup. Untuk memperoleh tubuh yang sehat diperlukan gaya hidup sehat, seperti :
(a) Konsumsi makanan sehat dan asupan nutrisi yang berimbang. Setiap individu harus memperhatikan komposisi makanan yang dikonsumsinya. Pilih makanan yang memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Penting untuk diketahui, kebutuhan asupan gizi setiap orang berbeda-beda, tergantung dari jenis kelamin, usia, kapasitas aktifitas keseharian, dan lainnya. Makanan seimbang yang dimaksud haruslah memiliki kandungan zat gizi yang meliputi : karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, lemak, dan serat.
(b) Melakukan aktivitas fisik yang diperlukan untuk menstimulasi sistem pemeliharaan dan perbaikan tubuh secara alami. Ada tiga komponen utama yang berkaitan dengan kondisi fisik yang baik, yaitu stamina, kekuatan, dan fleksibilitas tubuh. Kondisi fisik yang baik dapat dimiliki dengan berbagai cara yang sederhana dan murah untuk dijalankan secara rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, jogging, atau berenang.
[caption caption="Aktifitas fisik dengan bersepeda. Foto : dietdetoxsehat.com"]
(d) Hindari alkohol. Terlalu sering mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak berbahaya bagi kesehatan tubuh sebab dapat meningkatkan resiko serangan stroke, kanker, sirosis hati, malnutrisi dan meningkatkan potensi kecelakaan di kantor, rumah, dan jalan raya. Dari segi psikologis, alkohol juga berpotensi menyebabkan depresi, tindak kekerasan, dan menjadi teladan yang buruk bagi lingkungan.
2. Faktor Genetik
Konsumsi makanan sehat, olahraga rutin, dan lain-lain sudah dilakukan. Harusnya dengan melakukan itu semua kondisi tubuh menjadi sehat. Sayangnya, ada hal lain yang juga memengaruhi kesehatan, yaitu faktor genetik. Ada tiga aspek kesehatan yang kemungkinan memperbesar risiko penyakit tertentu sejak lahir, antara lain :
(a) Lahir dengan berat badan lebih dari 5 kg atau kurang dari 3 kg. Sebuah penelitian di Inggis pada lebih dari 400.000 orang, diketahui bahwa kondisi tersebut berisiko memiliki gangguan penglihatan, pendengaran, atau masalah kognitif ketika berusia lanjut. Masalah kognitif dan sensorik dapat disebabkan karena kekurangan gizi saat dalam kandungan, ataupun sebaliknya. Selain itu, jumlah hormon yang abnormal juga dapat mempengaruhi perkembangan saraf.
[caption caption="Bayi yang kegemukan. Foto : kesekolah.com"]
(c) Lahir sebagai anak pertama. Hasil penelitian terhadap 13.000 pasang saudara kandung perempuan di Swedia, kondisi ini menyebabkan resiko kelebihan berat badan ketimbang saudara kandung lainnya. Anak pertama 29% lebih berisiko kelebihan berat badan dan 40% lebih berisiko obesitas dibanding adik perempuannya. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan hal yang sama pada anak pertama laki-laki. Para peneliti mengatakan, ini mungkin ada hubungannya dengan aliran darah ke plasenta selama masa kehamilan.
Apa yang diuraikan diatas adalah tentang kesehatan fisik atau jasmani. Sebenarnya kesehatan bukan hanya berkaitan dengan kondisi fisik dan penyakit saja, tetapi mempunyai dimensi yang lebih luas. Selain sehat fisik atau jasmani, juga diperlukan sehat rohani atau mental (mampu berpikir positif untuk menghindari stres) , sehat sosial (mampu beradaptasi dengan lingkungannya), dan sehat ekonomi atau finansial (mampu merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang peroleh dari pekerjaannya).
Salam dari saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H