Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tujuh Peran Penting Laut Es yang Rusak oleh Perubahan Iklim

15 Desember 2015   06:37 Diperbarui: 30 Desember 2015   15:35 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lapisan es laut yang utuh biasanya membatasi pergerakan uap air dari laut ke atmosfer, sehingga mempersulit bagi badai yang kuat untuk mengembang. Tidak bisa dipungkiri bahwa pemanasan global meningkatkan cuaca buruk pada umumnya, tetapi dengan hilangnya es laut juga mendukung terjadinya badai besar di Kutub Utara. Karena es laut semakin berkurang, pembentukan badai lebih mudah dan gelombang laut dapat tumbuh lebih besar, sehingga erosi pantai mengancam beberapa pemukiman.

Pada saat yang sama, membesarnya badai dan gelombang di Arktik juga menciptakan efek umpan balik yang lain, yaitu merusak es yang masih ada dan menghambat pertumbuhan es baru karena laut yang terus begejolak.

[caption caption="Satelit memotret terjadinya badai yang luar biasa kuat di Samudra Arktik pada 5 Agustus 2012. Foto : NASA"]

[/caption]6. Mendukung Kehidupan Penduduk Asli

Dalam 50 tahun terakhir, komunitas asli di sekitar Kutub Utara telah berubah menjadi kota yang modern di sepanjang pantai dan sungai, dan ini sekarang menghadapi efek perubahan iklim yang merugikan. Hampir 180 pemukiman penduduk asli Alaska telah diidentifikasi sebagai rentan terhadap kenaikan permukaan laut, peningkatan aktivitas badai, dan erosi. Setidaknya 12 pemukiman telah memutuskan untuk pindah ke lokasi yang lebih tinggi.

Banyak orang Arctic mengandalkan anjing laut dan binatang asli lainnya sebagai makanan, namun kerusakan es laut dapat membuatnya semakin sulit dan berbahaya untuk mengejar buruan tertentu. Pemburu tidak hanya harus menunggu lebih lama untuk terbentuknya es, tetapi harus melakukan perjalanan jauh di medan yang rapuh. Kini setiap orang mengatakan tentang meningkatnya ketidakpastian, ketidak-mampuan memprediksi, perubahan yang tidak menentu dalam pola cuaca dan iklim, tentang banjir dan badai, dan tentang risiko baru yang diakibatkan menipisnya es.

[caption caption="Penduduk Arktik sering melakukan perjalanan melintasi lautan es dengan mobil salju. Foto : NOAA"]

[/caption]7. Mendukung Kehidupan Satwa Liar Asli

Beruang kutub, seperti halnya manusia, mereka berada pada puncak jaring makanan di Arktik, sehingga nasibnya mencerminkan berbagai kesengsaraan ekologi. Bukan saja mereka langsung dirugikan oleh pemanasan, yang mencairkan sejumlah besar lapisan es yang mereka gunakan untuk berburu anjing laut, tetapi juga secara tidak langsung mereka menderita akibat dampak terhadap mangsanya. Laporan yang disusun oleh IUCN (International Union for Conservation Of Nature), memperkirakan ada 22.000 hingga 31.000 beruang kutub di Kutub Utara yang keberadaannya semakin terancam karena habitat yang semakin mengecil. Untuk mendapatkan mangsa buruan, mereka harus berenang berkilo-kilometer dan belum tentu mendapatkannya, sehingga mereka kelaparan.

[caption caption="Beruang kutub betina yang kurus karena kelaparan, demikian juga binatang lainnya sedang berjuang untuk beradaptasi dengan berkurangnya laut es. Foto : Kerstin Langenberger"]

[/caption]Anjing laut Arktik menggunakan es laut sebagai tempat melahirkan dan pembesaran anak serta melindunginya dari ikan pemburu dan predator. Walrus juga menggunakannya sebagai tempat untuk beristirahat dan berkumpul, sehingga ketiadaannya mungkin memaksa mereka untuk memenuhi pantai dan berenang jauh untuk menemukan makanan. Rusa caribou telah dilaporkan jatuh ketika melalui laut es yang tipis saat bermigrasi, salah satu dari banyak ancaman terhadap herbivora dalam menghadapi perubahan iklim.

Sumber :

http://www.mnn.com/earth-matters/wilderness-resources/blogs/7-reasons-why-arctic-sea-ice-matters

http://www.mnn.com/earth-matters/wilderness-resources/stories/5-ways-rapid-warming-is-changing-the-arctic

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun