Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tujuh Peran Penting Laut Es yang Rusak oleh Perubahan Iklim

15 Desember 2015   06:37 Diperbarui: 30 Desember 2015   15:35 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena penyusutan laut es, berakibat menghadapkan langsung air laut dengan sinar matahari, air laut menyerap lebih banyak panas, sehingga pada gilirannya akan lebih banyak mencairkan es dan juga mengurangi albedo. Hal ini menciptakan efek umpan balik, artinya suatu cara pemanasan menyebabkan pemanasan yang lebih besar lagi.

[caption caption="Sudut datang sinar matahari dikombinasikan dengan albedo dari laut es, membantu menjaga kutub tetap dingin. Gambar : NASA"]

[/caption]2. Mempengaruhi Arus Laut

Dengan keteraturan panas di kutub, maka laut es mempengaruhi cuaca di seluruh dunia. Itu terjadi karena air laut dan udara bertindak sebagai mesin panas, bergerak dari daerah panas ke kutub untuk mencari keseimbangan. Salah satu caranya adalah sirkulasi atmosfer, yaitu pergerakan udara dalam skala besar. Selain itu, metode gerakan yang lambat terjadi di bawah air, di mana arus laut yang panas bergerak sepanjang "global conveyor belt" dalam proses yang disebut sirkulasi termohalin. Dipicu oleh variasi lokal dalam tingkat kehangatan dan salinitas, hal ini akan mendorong pola cuaca di laut dan di darat.

Penyusutan laut es memiliki dua efek utama pada proses ini. Pertama, pemanasan kutub mengganggu aliran panas bumi secara keseluruhan karena menyesuaikan dengan gradien suhu. Kedua, pola angin yang berubah mendorong lebih banyak es laut menuju ke Atlantik, di mana ia meleleh menjadi air tawar dingin. Karena menurunnya salinitas berarti berat jenis air menjadi bekurang, es laut yang mencair mengapung bukannya tenggelam seperti air asin yang dingin. Dan karena sirkulasi termohalin memerlukan suhu dingin, air dingin yang tenggelam di daerah lintang tinggi, dapat menghentikan aliran air hangat, sehingga menaikkan air pada daerah tropis.

[caption caption="Global conveyor belt dari arus laut yang disebut sirkulasi termohalin. Ilustrasi : NASA"]

[/caption]3. Meng-insulasi Udara

Sedingin-dinginnya air di Samudra Arktik, masih lebih hangat daripada suhu udara pada musim dingin. Laut es bertindak sebagai insulasi diantara keduanya, membatasi banyaknya penyebaran panas. Sama halnya dengan albedo, fenomena ini adalah cara lain laut es membantu menjaga iklim dingin Arktik.

Akan tetapi, dengan terjadinya pencairan dan hancurnya lapisan es, maka terjadi adanya celah-celah yang memungkinkan terpancarnya panas. Sekitar setengah dari total pertukaran panas antara air di Samudra Arktik dengan atmosfer terjadi melalui bukaan atau celah di es tersebut.

4. Menjaga Metana Tetap di Laut

Tidak hanya panas yang menyebar melalui celah-celah laut es, tetapi juga metana. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa tundra dan sedimen laut di Arktik mengandung deposit metana beku yang besar, yang akan menimbulkan risiko iklim jika mencair dan potensial melepaskan gas rumah kaca.

Sementara ini tingkat metana yang terdeteksi tidak terlalu besar, namun Samudra Arktik sangatlah luas, sebagai wilayah sumber metana yang potensial, temuan ini merupakan sumber metana global yang baru. Apabila lapisan es sebagai penutup laut Arktik terus menurun dalam pemanasan iklim, sumber metana ini mungkin akan meningkat.

[caption caption="Celah-celah di laut es yang dapat memancarkan panas dan melepaskan metana dari laut ke atmosfer. Foto : NOAA"]

[/caption]5. Mencegah Cuaca Buruk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun