Seketika Rohman melihat jam dinding dan sudah pukul 6 kurang seperempat. "Weh wis awan to?"
Setelah mandi dan sarapan pagi, Rohman berangkat ngowes ke rumah Nanok pukul 6 lebih sedikit. Ia sempatkan untuk mengetik pesan di WAG Smaven A.1.1 sebagai pemberitahuan, "OTW."
Dengan bekal googlemap yang telah di-share oleh Nanok, Ia berangkat menyusuri ringroad utara, ringroad timur dan belok kanan di perempatan bangjo Jl. Godean. Setelah sampai pertigaan bagjo Mbantulan belok kiri. Sebenarnya dulu waktu kuliah, tepatnya saat mengerjakan skripsi Ia tinggal di rumahnya Sofyan, teman SMPN Bumiayu I di Perum Sidoarum.
Hampir jam 7, Rohman sampai di rumah Nanok yang sebelahnya persis berdiri Mesjid Baitul Muttaqien. Setelah masuk ke pintu, nampak suguhan teh hangat, gorengan tempe, pisang goreng dan jajanan pasar sudah tersedia.
"Lah iki tuku cenil ngone Hendro po Nok?"
"Hahahahaha." Nanok cuman ketawa saja.
Tak lama kemudian, Mbah Slamet dan Hendro datang bermotor hampir bersamaan. Setelah menucap salam, Mbah Slamet menyampaikan tidak jadi ngowes karena ada keperluan yang harus dibeli di Toko Progo untuk Musholanya.
Hendro seperti biasa tidak ngowes, walau jarak dari rumahnya tidaklah jauh.
"Wis jeleh ngowes po koe Dro?" Tanya Rohman.
"Ngene Man, aku kudu kerjo. Nek ngowes wektuku ilang tur yo kesel. Bagi orang swasta, waktu adalah uang yo yo Mbah?" Sambil melihat Kyai Slamet minta dukungan.
"Yoh. Kabeh wong ndue prioritas dewe-dewe to? Sing penting iso silaturahmi," jawab Slamet menengahi keduanya.