Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Amatiran

20 Mei 2022   14:54 Diperbarui: 20 Mei 2022   15:33 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Gus Dur, orang amatiran itu memiliki dua ciri yaitu jika dipuji akan membumbung dan jika dimaki akan tersinggung. Dua ciri ini persis sesuai dengan sifat orang yang egois sebagaimana yang saya tulis di Kompasiana dengan judul, "Memeluk" Si Ego pada tanggal 19 Mei 2022.

 Apa yang disampaikan Gus Dur tentu berdasarkan proses panjang berjalanan hidup dirinya dalam meraih ilmu dan hikmah. Banyak orang yang percaya bahwa  Gus Dur itu sudah pada level Sufi, jadi banyak ilmu dan hikmah yang patut kita percayai.

Upaya untuk menjadi orang yang tidak amatiran harus melalui proses belajar yang panjang dan penuh perjuangan. Setelah membaca teori atau mengikuti pelatihan motivasi haruslah dilatih dalam dunia nyata. Berikut beberapa contoh ilustrasi sebagai gambaran bagaimana susahnya kita berlatih menjadi sosok yang sabar, dan mungkin Anda pernah mengalaminya.

"Lah gimana nih pak, aku sudah tahu ilmu dan berusaha untuk bersabar, tapi anak-anaku kalau diminta sesuatu selalu bilang entar...entar...entar. Dan akhirnya harus dengan cara kekerasan agar mereka mau mendengarkan dan melakukan apa yang aku perintahkan."

"Saya sudah arahkan anak buah saya untuk melakukan ini dan itu serta saya bimbing dengan cara yang halus dan sabar. Tapi sampai batas waktu yang sudah ditentukan pekerjaan tidak kelar-kelar bahkan sering terkesan mengabaikanya. Mau saya marah-marahi sudah pada tua, dibiarkan saja soyo ndodro. Akhirnya saya pendam saja sendiri dan tepar di rimah sakit."

"Saya sudah berusaha untuk mengerjakan dispo pimpinan sebaik dan secepat mungkin, eh kadang-kadang tidak mendapatkan perhatian dan bahkan dikasih tugas lagi....lagi....dan lagi. Padahal rekan-rekan yang lainya dibiarkan leha-leha dan gaji yang diterima sama setiap bulannya dengan yang saya peroleh."

"Sebagai ketua RT, saya sudah umumkan berkali-kali baik lewat WAG, surat undangan atau langsung ngomong ketika bertemu untuk kerja bakti kepada para warga. Tapi yang datang cuman segelintir orang, dan orangnya ya itu-itu saja. Yang lainya cuek bebek dan entah kemana!!!?"

"Saya selaku ulama sudah berdakwah dan memberikan nasehat di berbagai kesempatan dan media, tapi kok yo maksiat jalan terus ya?"

Atau kecewa dengan diri kita sendiri. Aku tuh berusaha untuk tidak tersinggung jika postingan di Sosmed  ada yang sinis. Tapi neng ati ki rosone kemropok, kadang gak kroso netes eluh neng pipi lan ambyar-sak ambyar ambyare. Asemik!!!

Apakah Anda pernah atau bahkan sering mengalaminya hal-hal seperti di atas baik di rumah, di lingkungan Anda tinggal, atau di kantor?

Penulis merasa masih menjadi orang amatiran yang harus terus menerus belajar dan berlatih sampai menjadi orang yang tidak amatiran sebagaimana yang dinasehatkan oleh Gus Dur kita semua.

Bukankah ada petuah dari orang bijak bahwa menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa itu adalah sebuah pilihan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun