Pada tahun 2012, Kalibiru mengikuti lomba Desa Wisata dan pada tahun 2014 menjadi juara I lomba Wana Lestari tingkat Nasional yang diselenggarakan Kementerian Kehutanan. Dana pengembangan digunakan untuk membangun game di atas ketinggian/tantangan meliputi panjat tebing, jembatan jarring, jembatan sapu tali, jembatan panjat kayu, dan flying fox dengan standar keamanan Internasional.
Kunjungan wisata ke Kalibiru yang berdampak signifikan terjadi pada tahun 2016 sd 2018, dan mulai menurun setelahnya karena banyak wisata alam baru di DIY dan semakin sepi ketika pandemik Corona-19 mewabah secara masif. Pengelola harus inovatif untuk mendapatkan pemasukan dengan mengembangkan jenis tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seerti tanaman jenis buah-buahan (duren, alfokat, klengkeng, dll), empon-empon seperti jahe dan umbi-umbian (porang).
Pemerintah sudah mengizinkan mudik untuk berlebaran dikampung halaman yang waktunya sebentar lagi akan tiba. Semoga Kalibiru menjadi salah satu objek wisata alam yang akan dikunjungi. Hal ini tentu menjadi harapan pengelola agar perekonomian masyarakat dapat berputar kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H