Tak lama dari arah bedengan sebelah utara terdengar lagi suara, "siramilah kami Mas." Aku cek labelnya tertulis Timoho.
"Banyak rerumputan yang tumbuh liar sebagai pesaingku!" Keluh yang lain hampir bersamaan.
"Kami butuh vitamin nih Mas!" dari bedengan Kepel terdengar memprotesku.
Ternyata aku memang harus dekat dengan mereka. Sekarang "sajadah panjang"ku salah satunya di persemaian yang waktu kuliah dulu adalah tempat yang aku hindari.
"Pak Fasis, Pak Wiwik, dan Mas Miyanto kok gak pernah kesini lagi ya Mas?" Tanya Duet penasaran.
"Kangen po?" Tanyaku balik.
"Iya.....mereka orang baik Mas," saut Jambu Dersono menimpali.
"Nanti aku sampaikan ke mereka agar sering ke sini lagi."
"Mereka bertiga yang membawa aku kesini dan dipelihara dengan baik Mas," tambah bibit Salam.
"Trimakasih teman-teman, aku dah catat beberapa aspirasi kalian. Insyallah aku akan penuhi permintaan kalian," kataku.
Dari beberapa aspirasi yang aku dapatkan di persemaian, maka aku rencanakan kegiatan pemeliharaan persemaian sampai akhir tahun. Sejak itu, tiap hari aku luangkan waktu sekitar pukul 07.30-09.00 untuk bercengkrama dengan mereka, para makhluk Allah yang menjaga Bumi ini tetap hijau dan segar.