Setelah menyelesaikan PU Luar Jawa di PT. ITCI Kalimantan Timur, syarat untuk bisa diwisuda menjadi Sarjana kehutanan tinggal menyelesaikan Skripsi dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Proposal Skripsi sudah disetujui oleh Ir. Siswantoyo selaku dosen pembimbing pada awal tahun 1997. Lokasi penelitian di kawasan Perum Perhutani, tepatnya di BKPH Bumiayu, KPH Pekalongan Barat.
Periode KKN awal tahun 1997 diundur setelah Pemilu tanggal 29 Mei 1997. Hal ini berdampak jumlah peserta KKN periode Juli-Agustus 1997 menjadi membludak yang menyebabkan empat Kabupaten di DIY menjadi lokasi KKN tambahan yang biasanya di luar DIY. Mahasiswa yang penempatnya di DIY merupakan keuntungan, termasuk aku di Unit Berbah B, persisnya di Dusun Karang Banyu Urip, Desa Kalitirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman, DIY.
"Lah koe kok di Berbah, iki jenenge ming pindah turu," kata Ahmed yang memilih KKN di tempat yang jauh, Sumatera Selatan.
"Ngirit lah Med.Maklum lagi PDKT, hahahaha," jawabku enting.
Dua hari yang lalu, saat menunggu Dr. Ir. Soehardi untuk mengambil beasiswa angkatan '71 tak sengaja ketemu mahasiswi Stiper yang akan berkonsultasi Skripsi dengan Dr. Ir. Na'iem. Kebetulan ruangan kedua dosen Jurusan Budidaya Hutan ini berdekatan.
"Nunggu siapa mbak?" Tanyaku iseng.
"Pak Na'iem untuk konsultasi Skripsi," jawabnya.
Tak lama kemudian, pintu ruangan Pak Na'iem terbuka,"Eh dek Betty, wis rampung koreksine? Tapi gak sui-sui yo, aku dilukneh arep rapat."
Tak lama juga aku pun dipangil Pak Hardi untuk masuk ke ruanganya, Beliau bilang tidak lama-lama karena akan rapat juga. Aku dan mahasiswi Stiper keluar bersamaan dan jalan menuruni.
Dadaku tiba-tiba berdegub cukup kencang bertanda mau ngomong sesuatu tapi rasa takut bergelayut. Menjelang keluar gedung Budidaya Hutan, aku beranikan diri untuk bertanya,"eh ngomong-ngomong kos dimana mbak?"
"Aku gak kos. Rumahku di utara Selokan," jawabnya.