"Wah iyo, tak ngulet sek diluk" nampak seluruh nyawanya telah terkumpul. Dan tak dinyana terdengar suara dari belakang Teguh cukup keras,"Duttttt......."
"Wah koe ki ra sopan tenan Guh. Wis digugah malah ngentut," protesku.
"Sorry rung sadar Bro. Lah mbangane dadi penyakit to yo," kata Teguh sambil ngeloyor ke kamar mandi.
Jemputan senior tiba persis pukul 19.00 WIT, 5 sekawan sudah siap menunggu di depan mess. Mobilnya cukup untuk 6 orang dan meluncur ke tempat seperti alun-alun yang menjajakan aneka makanan Nusantara, seperti RM. Padang, Jawa, Sunda, dll.
Senior menawarkan mie ayam special, "ini menu favorit yang diminati banyak tamu kalau kesini."
Memang masih banyak pilihan menu, tidak hanya mie ayam, tapi ada nasgor, empek-empek, rames, dll. Berbagai minuman teh, kopi, susu soda, berbagai macam juice tersedia.
Setelah mereka lahap menyantap mie dan minuman yang dipesan masing-masing, senior menyampaikan beberapa hal seperti kisah suka dan duka kerja di hutan, perkembangan perusahaan, dan terakhir terkait hasil praktek yang telah dipaparkan dan didiskusikan tadi siang.
"Kembali saya sampaikan bahwa managemen puas atas hasil praktek adik-adik, terutama beberapa masukan konstruktif untuk kemajuan perusahaan ini."
Oka sebagai ketua tim mengucapkan terimakasih atas pelayanan dan fasilitas yang luar biasa selama di sini. Selain itu, tentu permohonan maaf telah merepotkan dan mungkin banyak kesalahan yang dilakukan kami yang masih belajar. "Kami merasa sangat terbantu dengan diterimanya kami di sini." Kata Yayan.
Perjalanan pulang ke mess di dalam mobil sangat sunyi dibandingkan pas mau berangkat. Hati Yayan pun berdesir saat mobil melewati Puskesmas tempat Mbak Bidan mengabdi. Besok Ia dan teman-temannya akan meninggalkan semua kenangan di sini.
Suara adzan subuh dan kukuruyuk ayam jantan terdengar bersautan membangunkan Rama yang biasanya bangun paling akhir. Rama yang paling senior dengan membacakan kisah empat lilin dari salah satu buku motivasi yang baru selesai Ia baca.