Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanaman Khas

19 Januari 2022   21:07 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:25 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Bukanya sekarang sudah Prov?" ledek Margiyati yang terkenal suka posting kulineran di WAG kantor.

"Provokator kaleeeee?" ucapku reflek.

Setelah dua minggu, persemian sudah bersih dari rumput dan tumbuhan liar, bibit sudah mengelompok sesuai jenis dan data  jumlah per jenis sudah terhitung. Jumlah jenis tanaman khas DIY ini sekitar 50 dan tiap jenis tidak sama jumlahnya. Ada yang lebih dari seratus, namun ada juga yang tidak sampai 10 bibit.

Aku mencoba undang para peneliti yang tergabung dalam tim ini untuk diskusi beberapa kegiatan penelitian yang bisa dikerjakan ke depan berdasarkan data yang sudah ada.

"Teman-teman, alhamdulillah persemaian sudah beres dan banyak yang bisa kita teliti dan tulis dengan jumlah jenis yang lumayan banyak," kata pembukaku sambil berusaha menunjukan beberapa jenis yang ada di sekitar tempat mereka duduk.

Setelah panjang lebar aku menjelaskan tentang banyaknya potensi yang bisa diteliti dan tulis dalam publikasi ilmiah, Yayan yang pertama merespon,"jadi angka kredit sudah teratasi di sini ya Brother?"

"Ada berapa jenis yang potensial kita teliti?" Kata Yuliah berusaha bertanya dengan penuh penasaran.

"Kalau total jenisnya ada 50, namun yang jumlahnya cukup sebagai bahan untuk diteliti sekitar 25 jenis saja," jawabku.

"Itu termasuk yang akan kita gunakan untuk uji jenis di Tahura Bunder?" Tanya Tri Pamungkas.

"Ya, minggu lalu Aku ketemu dengan Bu Niken, kepala Balai Tahura bahwa mereka siap menyediakan lahan. Namun harus dengan surat permohonan kepada Gubernur," sambungku.

"kira-kira apa saja yang bisa kita teliti?" Tanya Bu Ari yang paling senior di Kelti KSDG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun