Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyusuri Selokan Mataram Jogja

7 Januari 2022   21:04 Diperbarui: 11 Januari 2022   21:50 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah salah satu legacy Raja Ngayogjokarto Hadiningrat yang sampai sekarang masih memiliki fungsi sebagai irigasi dan di beberapa tempat menjadi pusat keramaian dan usaha masyarakat di sepanjang Selokan Mataram yang panjangnya sekitar 31,2 km.

Tidak terasa sepeda ini aku kayuh sampai sekitar 10 km. Badan yang sudah menua ini menyuruh pemiliknya untuk beristirahat di warung Dawet yang terletak di pingir Jl. Solo sekitar 1 km dari Candi Prambanan.

Sambil menikmati es dawet dan cemilan balok (ubi kayu yang dibuat kotak-kotak kecil dan digoreng sampe kering), aku pandang Selokan Mataram telah menembus jalan besar yang menghubungkan Prov. DIY dan Jawa Tengah. Aku putuskan untuk tidak meneruskan menyusuri Selokan, karena adzan dhuhur juga sudah berkumandang. Ini artinya aku harus pulang.

"Dawet setunggal gelas kalian beton kalih, pinten pak?" Tanyaku sambil mengambil dompet di tas merah.

"Gangsal ewu mas," jawab penjual dawet.

Jogja memang istimewa dan untuk bahagia itu sederhana, "ngonthel di hari libur Gaes!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun