Mohon tunggu...
Leys Sembiring
Leys Sembiring Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://leyssembiring.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Siapa dan Bagaimana???

25 Februari 2012   17:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:18 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ketika sebuah masalah yang tak kunjung mendapatkan solusi, berdiam diri dan berjalan tanpa membuka mata hati. bertahun-tahun keadaan ini terus berlangsung.

seseorang yang periang, tetapi sulit terbuka soal problem..

curhat? ga ada gunanya, karna ga ada seorang pun yang bakal ngerti.

"semua pasti membaik", kata-kata itu yang selalu aku katakan sejenak untuk menenangkan pada batin tanpa memperpanjang pikiran.

tetapi, siapa sangka jika bertemu dengan seseorang yang mampu membaca pikiran, situasi dan memahami keluhan batin anda? dan mengorek perasaan yang anda kubur hanya untuk ketenangan sesaat.

umur saya 21thn, selama umur itu baru kali pertama saya bertemu dengan seseorang yang mampu membuka pikiran saya.

pertama ditanya :

- APA YANG KAMU TAKUTI ?

jawab : (saya di hantui oleh hati dan pikiran saya sendiri)

- APA YANG KAMU INGINKAN?

jawab : (saya tidak tau, bahkan saya tidak pernah tau saya ini seperti apa)

- APA YANG MENEKAN HATI KAMU SAMPAI REDUP TAK ADA KEHIDUPAN SEPERTI INI??

(dihantui masa lalu dan keadaan sekarang)

- SIAPA YANG KAMU BENCI ?

jawab : ( KELUARGA SAYA)

- PERNAH BERPIKIR, POSITIF DARI MASALAH YANG KAMU DAPAT?

jawab : ( pernah,  masalah ini layaknya sebuah perkenalan :" masalah itu ternyata begini", namun terlalu besar bagi saya)

- ADA APA DENGAN ORANGTUA KAMU?

jawab : ( mereka adalah orang yang selalu benar dan bijaksana bagi saya, TETAPI dalam sepanjang masalah yang tidak ada solusinya, MEREKA LAYAKNYA SEPERTI ANAK KECIL DAN BODOH)

- APA YANG INGIN KAMU CAPAI?

jawab : ( saya ingin membalas dendam, BAGI yang sudah mengurung saya dalam kotak yang gelap, tanpa ada tersisa yang hanya bisa diam)

- BAGAIMANA CARA KAMU MEMBALASNYA?

jawab : ( saya pernah merenung, dan bertekad menjadi seorang Pengacara, dengan cara itu saya akan menjatuhkan mereka dan membawa mereka semua ke penjara)

KESIMPULAN:

katanya :

" hey.. kamu yang sekarang ini, bukan kamu yang sebenarnya.

kamu layaknya anak kecil yang ingin berontak, apa yang kamu lakukan sekarang ini adalah jalan ditempat,  BELUM BERUSAHA UNTUK MAJU SELANGKAH PUN!

kamu orang yang tegas, dan lembut,

tapi kamu tidak melihat itu.

kamu hanya merusak diri kamu sendiri,

berkecimpung dalam satu keadaan.

kalahkan hati kamu, bilang "kamu hanya seorang wanita, kamu tidak bisa melebihi ketegaran seorang wanita"

kamu harus terbuka, dorong diri kamu keluar dari kotak hitam itu.

kamu harus keluarkan apa yang ada di hati kamu didepan mereka yang kamu benci,

bantal kamu yang penuh airmata, jangan lupakan airmata itu untuk membuatmu lebih kuat.

tekanan hati kamu, jadikan itu sebagai pemicu untuk bangkit.

menjadi seorang yang terlihat tegar didepan orang banyak itu tidak baik, tapi kamu harus benar-benar tegar.

jangan masuk dalam hubungan orang lain meski itu adalah keluarga saudara kamu.

rubah itu, kamu hanya perlu menyendiri dan mencari bom waktu dalam hati kamu sendiri.

buang dan lepaskan diri kamu dari itu.

kalau kamu tetap dalam keadaan seperti ini, maka kamu akan menjadi orang yang tertawa sendiri, menunggu waktu dan membiarkan diri kamu menjadi GILA.

KAMU AKAN MENJADI GILA.

berusahalah untuk memotivasi diri kamu,

kamu tidak sendiri, banyak tangan yang mengulurkan tangan mereka untuk membantu, TAPI KAMU MENOLAK.

JANGAN MENGANGGAP KAMU MELEBIHI KEKUATAN SEORANG MANUSIA, FAKTANYA KAMU HANYA SEORANG MANUSIA.

(saya hanya bisa manangis dan menangis dalam kurun waktu yang panjang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun