Mohon tunggu...
Leyla Imtichanah
Leyla Imtichanah Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, Blogger, Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga dengan dua anak, dan penulis. Sudah menerbitkan kurang lebih 23 novel dan dua buku panduan pernikahan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aksi Sedekah Seorang Istri di Tengah Pandemi

8 Mei 2020   22:27 Diperbarui: 8 Mei 2020   22:33 3939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Connecting Happiness dengan Sedekah - pixabay

"Suamiku sudah nggak ada pekerjaan sama sekali sejak pandemi ini. Alhamdulilah, aku masih punya pekerjaan. Jadi sudah sebulan lebih kami makan dari penghasilanku sendiri," cerita seorang teman, membuat saya terpekur. 

Berbanding terbalik dengan cerita lain, tentang seorang suami yang stres dan nyaris gila gara-gara istrinya sering marah-marah karena suaminya tidak punya penghasilan akibat terdampak Covid-19. 

Saya sendiri bersyukur suami masih memiliki pekerjaan, tetapi bukan berarti saya tidak perlu mengasah kemampuan bersedekah kepada suami. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. 

Bisa saja Allah Swt mengaruniakan rezeki kepada istri dan menahan rezeki suaminya dengan tujuan untuk mendidik istri agar mampu bersedekah kepada suaminya. Jadi, meskipun suami masih mampu menafkahi, saya tetap bersedekah dengan penghasilan saya sendiri sehingga tidak terlalu membebani suami. 

Seorang istri yang bersedekah kepada suaminya, mendapatkan dua pahala yaitu pahala menyambung kekerabatan dan pahala sedekah. Berkaca dari kisah Zainab, ats-Tsaqafiyah, istri dari Abdullah bin Mas'ud. Saat itu Rasulullah Saw bersabda, "Wahai perempuan, bersedekahlah kepada suamimu meskipun dengan perhiasanmu." 

Mendengar sabda Rasulullah Saw tersebut, Zainab pun pulang menemui suaminya yang memiliki penghasilan sangat sedikit dan menyedekahkan perhiasannya kepada suaminya. Tindakannya itu dibenarkan oleh Rasullah Saw dengan menyebutkan hikmah apabila seorang istri bersedekah kepada suaminya.

Sedekah istri kepada suaminya dapat menambah keharmonisan rumah tangga dan Connecting Happiness. Contohlah dua kasus di atas.  Istri yang sukarela menyedekahkan penghasilannya untuk menyambung hidup keluarga di masa Covid-19 itu memiliki hubungan rumah tangga yang harmonis dengan suaminya, karena dia tidak menuntut dan membuat suaminya stres apalagi gila. 

Dia tahu bahwa suaminya sedang sulit berpenghasilan karena terdampak Covid-19, bukan karena malas. Sebaliknya, Allah menitipkan rezeki melalui dirinya. Jadi, mengapa tidak menyedekahkan penghasilannya kepada suami sambil menunggu suaminya mendapatkan pekerjaan kembali? 

Sebaliknya, istri yang tidak bersedekah kepada suaminya dan justru menuntut meminta nafkah lebih manakala pekerjaan sedang sulit didapat, akan membuat suami stres dan nyaris gila. 

Hubungan rumah tangga pun menjadi tidak harmonis. Sebagai istri, kita memang sebaiknya belajar menabung sejak awal menikah dengan menyisihkan sebagian uang pemberian suami. 

Itu kalau kita tidak memiliki kemampuan untuk menambah penghasilan rumah tangga. Sehingga ketika suami sedang tidak berpenghasilan, kita bisa bersedekah kepada suami. Mengapa disebut sedekah? 

Karena istri tidak wajib memberikan nafkah kepada keluarga, sehingga semua pemberian istri kepada suaminya itu akan mendapatkan pahala sedekah. Masya Allah, bahagianya menjadi seorang istri. 

Manakala kita sedang dalam posisi pemberi sedekah kepada suami, janganlah bersikap takabur dan merendahkan harga diri suami karena pahala sedekah akan hilang. Tak bisa dipungkiri saat ini banyak suami yang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19. 

Ada yang tokonya harus tutup karena aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), ada yang diPHK dari kantornya karena sudah tidak mendapatkan keuntungan bahkan banyak perusahaan yang bangkrut, para karyawan hotel dan industri pariwisata lainnya pun banyak yang dirumahkan, supir transportasi daring juga kesulitan mendapatkan pelanggan, dan banyak lagi suami yang mendadak menjadi pengangguran. Semua itu bukan berarti  suami tidak mau bekerja atau malas, tetapi memang rezekinya sedang ditahan Allah Swt.

Sebaliknya, banyak istri yang masih bisa mendapatkan penghasilan atau memiliki tabungan uang maupun perhiasan. Seperti teman saya itu yang penghasilannya dari menulis masih bisa untuk menafkahi keluarganya. 

Ada juga yang justru mendapatkan banyak pesanan makanan di bulan Ramadan ini. Istri yang pintar menabung, saatnya bersedekah kepada suami. Kalau masih menyimpan mas kawin, bisa dipakai dulu untuk bersedekah kepada suami. 

Mas Kawin saya pernah bolak-balik masuk tempat gadai perhiasan dalam rangka bersedekah kepada suami. Alhamdulillah, hal itu membuat pernikahan kami masih berjalan harmonis sampai saat ini tidak meributkan perkara harta. 

Selain perhiasan, istri juga bisa menyedekahkan barang-barang lainnya yang bisa dijual. Apalagi jika semasa suaminya masih berpenghasilan lebih, istrinya suka berbelanja. Misalnya, pakaian, piring, panci, peralatan rumah tangga dengan merk hits yang disukai ibu-ibu, dan sebagainya.  

Insya Allah nanti bisa membeli barang  penggantinya, ketika Allah Swt sudah mengangkat kesulitan suaminya. Kalau saya, selain perhiasan, buku-buku koleksi saya juga pernah saya jual untuk membantu perekonomian rumah tangga saat sedang dalam kesulitan. Alhamdulillah, saya  pernah menjual dua kardus buku yang hasilnya lumayan untuk makan beberapa hari.

Tentunya bersedekah kepada suami ini dengan melihat kondisi suami. Suami yang pada dasarnya malas bekerja, jangan terus-menerus diberikan sedekah tapi harus dimotivasi agar giat bekerja. 

Sebab, tugas utama seorang suami adalah memberikan nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Kalau dibiarkan malas terus-menerus, sama saja mendorong suami ke jurang neraka karena tidak melaksanakan kewajibannya memberikan nafkah. Sedekah kepada suami diberikan jika suami memang kesulitan mendapatkan penghasilan, meskipun sudah berusaha sekuat mungkin. 

Seperti pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Hubungan dalam rumah tangga adalah hubungan kasih sayang dan tolong menolong. Hindari sikap saling menuntut karena akan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Aksi sedekah seorang istri kepada suaminya akan menyelamatkan rumah tangga dari jurang kehancuran dan Connecting Happiness.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun