Untuk tarifnya, menurut saya, amat sangat murah dibandingkan naik transportasi lain. Berhubung saya memakai kartu Multi Trip punya suami, jadi saya tidak keluar uang. Nanti suami yang keluar uang untuk mengisi ulang saldonya, hehe…. Kalau tidak punya kartu Multi Trip, kita bisa menggunakan kartu tiket harian berjamin yang dibeli di loket setiap akan bepergian, dengan jaminan kartu Rp 10.000. Setelah sampai di tujuan, kita bisa mengembalikan tiket harian berjamin itu ke loket dan mendapatkan kembali uang Rp 10.000 tersebut. Kita juga bisa menggunakan kartu uang elektronik, misalnya Kompasiana Community Card yang bekerjasama dengan Flazz BCA.
Awal naik Commuter Line, saya memilih naik kereta khusus wanita. Iya dong, kayaknya sih kalau wanita itu lebih aman naik gerbong khusus wanita. Ternyata oh ternyata, penuhnyaaa…. Mungkin karena gerbong wanita itu hanya ada dua di setiap kereta, sedangkan penumpang wanitanya banyak sekali. Saya jarang dapat duduk kalau naik di gerbong wanita, kecuali saat saya membawa anak. Ada petugas yang berjaga di dekat kursi prioritas. Penumpang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kursi prioritas, otomatis akan dibantu duduk di kursi tersebut. Berhubung saya sendirian, ya berdirilah sampai dapat tempat duduk kosong.
[caption caption="Tiket Harian Berjamin"]
Sekarang, saya memilih masuk ke gerbong umum saja, karena penumpang laki-laki itu lebih sadar diri. Mungkin karena sering disentil, ya. Saya selalu dikasih tempat duduk oleh penumpang laki-laki, kecuali penumpang yang pura-pura tidur. Memang masih ada sih penumpang laki-laki yang pura-pura tak peduli, tapi insya Allah lebih banyak yang peduli karena sudah beberapa kali ini saya dikasih kursi oleh bapak-bapak. Jadi, jangan khawatir kalau naik kereta sambil bawa anak-anak, insya Allah dapat duduk. Kalau tidak dapat, tinggal panggil petugas jaganya untuk mencarikan. Petugasnya cukup banyak dan ada di setiap gerbong. Sip, deh. Kalau dulu kan, petugas jaga itu hanya muncul saat memeriksa tiket. Sekarang sudah tidak ada petugas yang keliling gerbong untuk memeriksa tiket dengan cara membolongkannya, karena tiketnya sudah diganti dengan kartu tap yang memastikan penumpang sudah memiliki tiket.
Bagaimana pengalaman saya selama di dalam kereta Commuter Line? Benar-benar sudah jauh berbeda daripada yang dulu. Pertama, AC-nya lebih terasa. Rasanya seperti berada di dalam bus ekonomi AC. AC-nya tidak dingin-dingin amat, tapi lumayan daripada gerah kan. Kedua, tempat duduknya sudah lebih bagus daripada dulu dan ada kursi prioritas untuk ibu hamil, ibu bawa anak, orang lanjut usia, dan difabel (orang cacat). Para penumpang sudah sadar, kalau ada yang masuk kategori tersebut, harus diberikan tempat duduk. Kalau tidak, ya siap-siap ditegur oleh penjaga. Penjaganya selalu ada di dekat kursi prioritas itu.
Ketiga, gerbongnya juga bersih, karena ada larangan membawa makanan dan minuman. Tidak ada pedagang asongan dan pengamen. Dilarang duduk di lantai dan membawa kursi lipat agar tidak mengganggu penumpang lain. Kalau sedang penuh sekali, kita duduk di lantai kan memakan tempat penumpang lain. Kalau berdiri semua, jadi lebih hemat tempat. Dulu saya sering melihat orang membawa kursi lipat di dalam kereta.
Keempat, ada tevenya. Walaupun isinya banyak iklannya, lumayan deh buat hiburan di perjalanan daripada bosan. Kelima, ada peta jaringan kereta, kita bisa memperkirakan kapan tiba di stasiun tujuan. Keenam, ada speaker pengumuman kereta akan berhenti di stasiun tertentu, sehingga kita  bisa siap-siap kalau kereta sudah akan berhenti di stasiun tujuan.
Saya rasa wajar, untuk menghasilkan pelayanan se-oke itu, PT. KAI Kereta Commuter Jabodetabek bekerjasama dengan sponsor dengan memasang iklan produk sponsor di dalam gerbong kereta. Iklannya macam-macam, termasuk iklan Kompasiana. Uhuuii…! Akhirnya saya dapat kesempatan juga duduk di dalam gerbong yang mana di dalamnya terpasang logo Kompasiana beserta testimoni-testimoni beberapa Kompasianer terkenal. Itu terjadi saat saya sedang dalam perjalanan ke Serpong. Di antara semuanya itu, saya hanya kenal Olive Bendon. Saya sempat berfoto selfie juga di gerbong tersebut.
Sekarang, saya sudah tidak takut lagi naik kereta Commuter Line karena lebih nyaman daripada naik transportasi lain, khususnya untuk jarak jauh. Ongkosnya hanya sekitar Rp. 2.000 – Rp 7.000. Apalagi kalau saya memakai kartu Multi Trip milik suami, kan jadi gratis (maksudnya, yang membayar ya suami saya). Saya juga punya Kompasiana Community Card yang ternyata juga bisa dipakai untuk membayar tiket kereta, asyiiik! Makin cinta KRL, deh!
[caption caption="Kartu Multi Trip dan KCC"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H