Yang juga penting, perayaan pasca panen bisa dipergunakan untuk mengevaluasi hasil panen dan mengembangkan inovasi agar panen di musim yang akan datang akan lebih baik.
Di Israel's Volcani Institute, suatu lembaga di bawah kementrian pertanian di Israel, misalnya, pengumuman atas hasil riset terkait metode pertanian organik untuk mengusir jamur kentang diumumkan pada peringatan sykuran hasil panen setempat.
Penemuan ini kemudian disebarluaskan. Adopsi teknik itu terbuktu mengurangi jamur yang ada di kentang. Ini membawa kesempatan dan harapan akan adanya panen yang lebih baik di masa depan. Beberapa upaya juga dikaitkan dengan adaptasi metode peningkatan produksi ternak dan susu sapi.
Di Vietnam, masyarakat di desa bersama sama mengumpulkan dana untuk perawatan dam air untuk mengairi sawah sawah pada perayaan syukuran. Ini dapat membantu menjamin agar ladang mereka cukup mendapatkan air pada masa tanam.
Masa pasca panen untuk juga dipakai masyarakat petani untuk mendiskusikan dan merencanakan ketahanan dan kedaulatan pangan. Laporan Bank Dunia dan FAO juga mencatat bahwa setelah masyarakat melakukan ritual pasca panen, para petani juga menghitung berapa kehilangan hasil produksi selama proses panen.
Bank Dunia, misalnya mencatat bahwa sekitar 50 sampai 70% dari hasil produksi sering kali hilang dalam proses pembersihan dan pengeringan. DI Sub Sahara Afrika, misalnya sekitar US $ 4 milliar dari hasil pertanian hilang setiap tahunnya.
FAO juga mencatat bahwa proses proses pembersihan dan transportasi pada pasca panen juga mempengaruhi hasil akhir.
Hilangnya hasil pertanian pada pasca panen tentu saja mengancam petani dan seluruh rantai nilai. Ini akan mengurangi keseluruhan pendapatan dan keuntungan.
Karena rasa terima kasih diungkspkan pula pada hasil laut, cakapan pada persoalan kesiapan bencana bisa pula masuk agenda. Ini bisa terkait kewaspadaan atas Tsunami dan lainnya.Â
Jadi, sudah semestinyalah Kementrian Pertanian Indonesia juga memanfaatkan begitu banyak festival pertanian dan festival panen di wilayah Indonesia untuk upaya membangun ketahanan, keberlanjutan dan kedaulatan pangan petani. Apalagi sektor pertanian belakangan dinilai kurang dapat perhatian. Peristiwa ini juga bisa jadi bagian untuk menghitung 'supply' atau berapa yang diproduksi dan 'demand' atau berapa yang dikonsumsi.
Semestinya surplus beras import ribuan ton yang ramai dan membuat kadaluwarsa dan akan mendenda Kementrian Keuangan tidak harus terjadi. Itu adalah persoalan tata kelola import yang serius.Â