Karena kebetulan saya sedang berada di luar kota, secara tidak sengaja saya melihat acara televisi nasional. Beberapa stasiun televisi memutar film film tentang pahlawan buatan tahun 1970an, di antaranya yang dibintangi Sukarno M Noer.
Saya tidak mengingat judul film itu. Hanya saja saya sempat terlintas di kepala saya "Siapa yang saat ini ingat Soekarno M Noer? Apakah generasi muda ada yang tahu tokoh pahlawannyang diperankan Soekarno M Noer itu?".
Juga, apa yang ada di kepala anak anak generasi milenial dan generasi yang lebih muda? Jangan jangan, di kalangan generasi Baby Boomer pun, cuma sedikit yang masih hapal nama nama pahlawan kita. Apalagi generasi X dan Y.Â
Pahlawan perlu relevan pada masanya.Â
Bagi saya, pahlawan yang paling melekat di kepala saya adalah RA Kartini. Pahlawan lain adalah Gandhi. Sayapun mengingat pahlawan pahlawan lainnya. Namun, RA Kartini dan Gandhi merupakan panutan bagi saya. Saya paham nilai nilai yang mereka bawa.Â
Saya percaya kepahlawanan memang sangat personal. Pahlawan bagi seseorang belum tentu metupakan pahlawan bagi orang lain.Â
Untuk itu, masing masing orang akan mengingat pahlawan tertentu. Ini ada kaitannya dengan siapa yang menggerakkan emosi kita, siapa yang menginspirasi kita dan siapa yang membawa perubahan pada kehidupan orang di sekitarnya?Â
Hasil studi psikhologi "5 Suprising Ways Heroes Improve Our Lives" merumuskan faktor apa saja yang membuat seseorang terinspirasi oleh jasa pahlawan tertentu dan tergerak untuk melihat kepahlawanan sebagai hal yang penting dirinya adalah sebagai berikut :Â
1. Pahlawan membangkitkan rasa 'elevasi. Ini adalah gabungan rasa emosi unik, semangat dan uforia serta moral yang lebih baik. Ketika seseorang mengalami elevasi, mereka merasakan campuran rasa hormat, kekaguman, dan apresiasi atas suatu tindakan yang indah, berbudi dan bermoral.
Heidt berpendapat rasa elevasi itu sebagai "elicited by acts of virtue or moral beauty; it causes warm, open feelings in the chest.", atau rasa hangat yang ada di pundak dan dada yang muncul karena tindakan baik yang bermoral.
2. Pahlawan menyembuhkan dan mengobati luka. Sepuluh ribu tahun yang lalu, ketika suku bangsa berkumpul di sekitar api unggun di sore hari, mereka saling bercerita. Cerita pertama yang biasanya dilakukan adalah cerita tentang para pahlawan untuk mengobati rasa luka secara psikhologis.