Bukankah ini menunjukkan betapa jingle bisa melegenda? Apalagi ini berkaitan dengan politik.Â
Berbagai jingle di atas kita kenal. Dan, kita tidak bisa menipu diri sendiri bahwa kita mudah untuk mengikuti lagu lagu dari jingle ketika lagu itu akrab di telinga kita.
Bagaimana dengan saat ini? Generasi konsumen kita telah berganti, dan penggunaan jingle juga bergeser. Jingle tidak lagi dipergunakan dalam iklan di arus utama. Pemutaran iklan dengan jingle tidak lagi dilakukan di jam jam premier.
Ini menjadi tren dunia. Di Amerika, misalnya, hanya produk produk global seperti McDonald dan Coca Cola yang masih gunakan jingle dalam iklannya.
Jingles semacam Coca Cola ini memang terbukti menempel erat di kepala kita. Bahkan banyak penggemar menjadikannya 'ring tone' atau nada panggil.Â
Mengapa Penggunaan Jingle Menurun?Â
Masyarakat dan audiens saat ini memiliki perilaku yang berbeda dalam menggunakan waktu dan untuk menonton media. Konsumen saat ini tidak berlama lama duduk di ruang keluarga dan menonton televisi sambil makan camilan seperti apa yang dilakukan masyarakat sejak tahun 1970an.
Masyarakat dan audiens sekarang bergerak, meng 'upload' status di Facebook, membaca artikel, membagi foto di Instagram atau mereviu resto yang mereka baru saja mereka datangi.
Dengan makin intensifnya penggunaan gadget, konsumen makin sulit untuk memberikan perhatian lebih pada iklan yang panjang.
Namun, bukan berarti jingle tidak dipakai lagi. Jingle masih ada di televisi dan radio. Itu kita lihat dan dengar. Buktinya, kita ikut ikut bernyanyi ketika jingle diputar, bukan?! Mengapa?
Kita memang akan lebih sering beraktivitas dengan gadget kita. Namun, kita juga bisa bertahan beberapa lama mendengarkan radio atau menonton TV di gadget kita.