Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

#SaveTiangListrik, dan Karena Setnov Kita Begini?

29 September 2019   21:01 Diperbarui: 30 September 2019   05:30 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme Setnov (Foto : Botterang di via.com)

 

Kenangan Bersama Mantan Ketua DPRRI 2014-2019 Setya Novanto.

DPRRI 2014-2019 yang masa baktinya akan berakhir pada paripurna terakhir 30 September 2019 adalah DPRRI yang berada pada periode pembawa malu, geram, marah, namun kreatif.

Di periode ini, warganet menjadi sangat kreatif dan dapat merasakan 'sense of humor' yang purna terkait sepak terjang DPRRI. Dari semua kisah DPRRI yang aneh dan lucu, kisah tiang listrik Setyo Novanto adalah yang paling fenomenal.

Sumber IDN Time
Sumber IDN Time
Bayangkan, Setya Novanto dikabarkan alami kecelakaan pada 16 November 2017. Mobil yang ditumpangi dikabarkan menabrak sebuang tiang listring. Ini terjadi ketika sang Ketua DPR menuju ke KPK.

Sumber foto IG@ginda_sonagi)
Sumber foto IG@ginda_sonagi)
Setelah rentetan pemeriksaan kesehatan yang berbuntut tuntutan hukum kepada dokter yang bertanggung jawab pada pemeriksaan kesehatan dan kesaksian palsunya, beragam tanggapan netizen (warganet) muncul atas peristiwa tersebut.

Karangan bunga untuk Setnov. Foto : Kompas.com)
Karangan bunga untuk Setnov. Foto : Kompas.com)
Di sini, kreativitas warganet mengalir deras. Tagar #savetianglistrik jadi topik selama beberapa bulan. Bahkan tagar tersebut tampak masih dipergunakan sampai sekarang oleh beberapa tokoh. Sebut saja, Niluh Djelantik yang juragan sepatu berkelas dari Bali yang sempat mencalonkan diri untuk partai Nasdem, ia sering gunakan @peluktianglistrik untuk suatu peristiwa yang tak masuk akal atau perstiwa bodoh yang ada.

Terkait kreativitas warga net yang membuat meme, terdapat yang lucu, misalnya adanya permintaan maaf tiang listrik "1. Permintaan maaf Tiang Listrik  "Gara gara saya, Indonesia heboh... -Tiang Listrik-. Juga meme Tiang Listrik jadi Viral bergambar banyaknya media yang memotret sebuah tiang listrik. Yang seru tentunya meme tiang listrik yang dibawa ke UGD.

Soal adanya pengiriman bunga ucapan untuk Setya Novanto ketika ia dirawat di Rumah Sakit menjadi catatan sendiri. Pengirim karangan bunga bertuliskan "#Save Tiang Listrik" untuk Ketua DPR RI Setya Novanto yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Kencana, Jakarta, Sam Aliano, mengatakan kepada Kompas.com bahwa ia punya alasan khusus memberi karangan bunga, yang sejatinya suatu sindirian. (Kompas.com, 18 November 2017).

Berbagai media, termasuk CNN Inconesia.com dan Kompas.com rupanya telah memantau gerak gerik Setnov yang berada di Kompleks DPR/MPR pada 15 November 2017. Hari itu, sebetulnya Setnov hendak diperiksa sebagai tersangka kasus korupsi E-KTP. Bersamaan dengan jadwal pemanggilan, Setnov juga dijadwalkan membuka dan menutup rapat paripurna pembukaan siding II DPRRI tahun 2017/2018 di gedung Nusantara II (CNN.com, 17 November 2017). Rupanya, Setnov memasuki dan keluar dari gedung Nusantara melalu pintu yang tidak biasanya. Keesokan harinya, drama komedi itu terjadi. Mobil Setnov menabrak tiang listrik dan ia gagal diperiksa KPK.

Hebatnya, sekalipun Setnov jadi tersangka, ia tetap membacakan teks Proklamasi di 17 Agustus 2015. Indonesia tanah air beta. Ini punya arti soal betapa saktinya Setnov. Belum termasuk soal "Papa Minta Saham" berisi rekaman soal transaksi permintaan Setnov terkait saham Freeport. 

Mengapa Setya Novanto dan Kasus E-KTP Begitu Melegenda dan Bawa Gonjang Ganjing Politik? 

Koran Tempo 15-16 Juli 2017 meluncurkan nama nama mereka yang disebut Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) menerima aliran dana proyek E-KTP di Kementrian Dalam Negeri tahun 2011 - 2012. Mereka adalah 25 orang dan 14 perusahaan. 

Aliran Dana E-KTP ke FPR Terlacak, 16 - 17 Juli 2017 ( Foto Koran Tempo)
Aliran Dana E-KTP ke FPR Terlacak, 16 - 17 Juli 2017 ( Foto Koran Tempo)
Di koran Tempo tersebut disebutkan bahwa Kepala PPATK, Kiagus Badaruddin menyebutkan bahwa nama nama orang dan perusahaan yang disebutkan itu sama dengan yang tertulis dalam dakwaan KPK.

Memang apa yang disebut oleh PPATK belum disebutkan memiliki nilai pidana, karena baru merupakan catatan transaksi yang mencurigakan. Namun, setelah PPATK menyerahkan daftar itu, semua proses akan dilanjutkan oleh penegak hukum.

Dari daftar tersebut, dicantumkan 4 nama pejabat yang terlibat, sementara terdapat 18 nama anggota parlemen, di antaranya Setnov, Anas Urbaningrum, dan Ganjar Pranowo.

Nah, apakah daftar ini punya kontribusi pada persoalan didorongnya (dengan membabi buta) oleh DPRRI dalam revisi UU KPK? Kita tidak tahu, tetapi ini menjadi bagian dari dugaan yang muncul mengapa KPK dirasakan perlu dan harus digembosi, dengan alasan apapun. 

Pemilihan pimpinan KPK 2020 -2025 sudah ricuh. Lalu revisi UU KPK yang dilakukan sembunyi sembunyi di malam hari telah didahkan dalam 2 minggu. Padahal revidi UU KPK tak ada dalam Prolegnas. Apakah kita akan punya cerita yang lebih seru (baca memalukan dan menyedihkan) dari #SaveTiangListrik?

Diijinkannya KPK untuk menerbitkan SP3 setelah kasus diperiksa selama 2 tahun juga menjadikan kecurigaan bahwa revisi UU KPK ini hendak membebaskan beberapa tersangka. Kasus E KTP perlu 3 tahun untuk membongkarnya, sementara Setnov diberitakan akan mengajukan banding, karena ia mengatakan memiliki bukti baru.

Untuk KPK, tentunya ini merupakan bahan pemikiran karena mereka mengetahui detil kasus ini. 

Jadi, untuk yang membabi buta memepertahankan revisi UU KPK, mungkin perlu membaca Koran Tempo di atas. 

Memang ini adalah kasus di masa Presiden SBY namun menjadi batu sandungan atau beban Jokowi pada saat ini. 

Dengan semua huru hara yang ada setelah disahkannya revisi UU KPK yang membawa korbannkematian mahasiswa pendemo, akhirnya Jokowi akan mempertimbangkan PERPPU atas UU KPK. Tetapi apa yang kita lihat? Begitu banyak pihak, khususnya dari partai PDIP yang mencoba menggoyang pertimbangan Jokowi. Tak urung Senoadji ahli hukum salah satu pansel pimpinan KPK baru baru ini mencegah Jokowi membuat PERPPU. 

Jadi, apa yang harus kita katakan?  #SaveTiangListrik atau #SaveKPK! 

Pustaka :  Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun