Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Internasional Perdamaian. Selamat untuk Mbak Maurin!

21 September 2019   00:00 Diperbarui: 21 September 2019   07:14 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku Dear Malaikat Izrail ( Foto : Penerbit)

screenshot-20190920-235513-whatsapp-5d8505270d82307ae77a2002.jpg
screenshot-20190920-235513-whatsapp-5d8505270d82307ae77a2002.jpg
Satu hal yang saya harus meminta maaf kepada mbak Maurin adalah kegagalan saya memenuhi janji saya. Mbak Maurin meminta saya menulis Kata Pengantar pada buku ini. Namun saya tidak bisa menyampaikan kepadanya, sampai buku ini terbit.  Maafkan saya, mbak Maurin. 

Pertemuan dengan Mbak Maurin

Minggu ini saya memberi tahu mbak Maurin, bahwa saya akan punya jadwal bekerja di Bandung. Ada sedikit waktu kosong di sore hari yang kami bisa bertemu. 

Akhirnya, kami menyepakati waktunya. Kami bertemu di suatu tempat. Senang sekali bertemu dengan Mbak Maurin yang cantik dan imut. 

Kami berbicara tentang banyak hal. Tentang tiga bukunya yang akan terbit di tahun 2019. 

Tentang mimpinya menjadikan novel novelnya sebagai film kemanusiaan. 

Tentang keinginannya untuk menjalani pendidikan S2 nya. 

Tentang mimpinya untuk membuat butik dan peragaan busana yang didedikasikan untuk kelompok muda berkebutuhan khusus.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Mbak Maurin bercerita tentang betapa ia suka tampil di panggung. Ia suka menyanyi atau memeragakan baju.

Ketika saya tanya mengapa ia suka tampil di panggung. Saya mendapatkan jawaban yang sungguh menyentuh hati. "Sebagai orang berkebutuhan khusus, saya hampir terlewat dari perhatian. Bila saya tampil di panggung, saya bisa menunjukkan kemampuan saya. Mata memandang saya. Saya menjadi sama dengan mereka".

Dari cerita itu, saya terus mendengar mbak Maurin bercerita. Sebagai gadis berkebutuhan khusus, ia menghadapi cukup banyak hambatan. Hambatan itu terjadi ketika harus bergaul, berteman, dan ketika dalam menjalankan proses belajar di sekolah dan di kampus. Ia merasa bahwa tidak semua orang 'normal' di lingkungannya menerimanya dengan baik. Ini membuatnya takut, bahkan takut bersahabat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun