Memang, Presiden disebut memberi ruang kepada masyarakat untuk menyampaikan pertanyaan terkait rencana revisi undang undang KPK ini. Namun, mengingat target DPR untuk menyelesaikan revisi ini sebelum masa bakti DPR 2014-2019, adalah kecil kemungkinannya akan ada perubahan mendasar.Â
Lalu, mengapa KPK sial begini pada hari ini? Bicara soal pobia, bisa saja karena ada phobia pada gerakan antikorupsi, dan khususnya pobia pada OTT yang sering disebut sebagai mempermalukan koruptor. So what? Mereka pencuri dan perampok. Maunya diperlakukan seperti apa?
Dan, yang utama, terdapat pobia pembongkaran kasus besar sekelas E-KTP dan BLBI, karena ini akan melibatkan banyak orang penting di negeri ini.Â
Presiden Jokowi tampak terjepit pada relasi politik yang tidak setara antara parlemen dengan pemerintah. Apalagi ini berkaitan dengan dukungan partai pemenang Pemilu kepada Jokowi.Â
Kesialan yang puncak adalah adanya kinerja DPR yang buruk tetapi mengajak konspirasi dengan pemerintah. Mereka tertidur di rapat yang kita bayar. Mereka sibuk nampang dan bicara ngawur di ILC daripada bekerja membaca studi atau membuat analisis yang memperjuangkan nasib kita, rakyat yang memilihnya. Apalagi, daftar nama anggota DPR pun terdapat panjang sebagai tersangka kasus korupsi.Â
Kita tidak percaya takhayul. Namun, kesialan yang luar biasa memang terjadi.
Mengikuti saran Prof Felix Tani, sebaiknya kita berdoa untuk menjawab kegalauan ini.
Kita percaya bahwa Tuhan akan menolong bangsa yang sedang sial dalam soal korupsi.Â
Tuhan akan menolong agar DPR menerima usulan dan niat bsik penerintah untuk berbicara dan berdialog, dan mendengar tuntutan masyarakat sipil, akademia, ikatan guru besar indonesia, kelompok perempuan serta kelompok yang cinta tanah air untuk tidak melakukan revidi saat ini, mengingat risiko tergesa gesa.Â
Tuhan akan menolong agar uang pajak yang makin diuber ini tidak tertimpa kesialan jadi rayahan para wakil rakyat dan pejabat yang tidak amanah. Aamiin YRA.Â