Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Detektif Conan Datang di Dinding Pecinan

18 Agustus 2019   11:01 Diperbarui: 19 Agustus 2019   07:18 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia juga menyukai perjalanan, alam, videografi dan fotografi. Ia rekam perjalanannya dalam bentuk sketsa dan lukisan baik di atas kertas maupun dinding. Karya muralnya cukup banyak tersebar di Singapura. Karyanya dibuat sejak 2015 sampai 2019.

Karya pertamanya di tahun 2015 adalah sesuatu yang menarik. Ia meminta izin pada pemilih bangunan di Kampong Giam dan ia sampaikan bahwa ia hendak mencoba membuat mural. Pemilik bangunan memberikan ijin setelah melihat sketsa yang ia telah buat di atas kertas. 

Ia pun berjanji kepada pemilik bangunan untuk mengembalikan dinding dengan cat yang sama bila pemilik gedung tidak suka dengan mural yang ia buat. Apa yang terjadi, pemilik suka dan sampai sekrang mural masih ada di sana.

Sejak itu, perjalanan melukis mural menjadi hal yang ia lakukan secara terus menerus.

Ia sengaja melukis mural dengan ukuran aslinya sehingga ini membuat gambaran yang lebih hidup bagi yang melihatya.

Beberapa mural itu antara lain "Amah" tentang seorang ibu dengan berbagai sarung motif peranakan yang digantung. Ini terletak di Everton Road dan diciptakan pada Agustus 2015. Juga di area jalan Everton, terdapat tema tukang cukur "Barber" yang diciptakan pada September 2015.

Sementara tema lain adalah tentang Kampung, Coffee Story, Brid Singing Corner, Pasar and the Fortune Teller dan tema tema perkampungan berbagai warga asli di Singapura.

Salah satu mural yang luar biasa adalah tentang Cantonese Opera. Di websitenya, Yip menceritakan bahwa mural ini adalah imajinasi yang temukan di masa kecil ketika ia bersama bibinya menonton opera Canton. Ia perlu waktu 3 tahun untuk mencari mitra dan lokasi yang tepat bagi sketsa muralnya.

Cantonese Opera (Yip YC)
Cantonese Opera (Yip YC)
Ia perlu memasukkan imajinasi pada kostum pemain opera, latar belakang, dan juga penyinaran. Ia perlu mengingat bagaimana pertunjukan akrobat pada opera itu bisa nampak pas dengan gaya lukisannya.

Ia bersyukur mendapatkan orang orang yang mendukung dan paham akan idenya, di samping penolakan yang ia juga hadapi. Akhirnya, pada April 2019 ia selesaikan muralnya yang ia buat di bawah terik matahari selama 10 hari. 

Ia juga mengajak masyarakat setempat untuk menggalang dana agar muralnya selesai. Pada akhirnya, 100% pendanaan ia bayar sendiri. Perolehan dana ia sumbangkan kepada yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun