Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seni Tari sebagai Keunggulan Kompetitif SDM Kita, Mungkinkah?

15 Agustus 2019   23:41 Diperbarui: 1 September 2019   10:08 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun beberapa sub-sektor yang ada di dalam ekonomi kreatif, potensi di bidang seni (kriya, seni rupa, tari, dan musik) masih dirasa kurang maksimal.

Data Bekraf yang diterbitkan dengan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, rata-rata pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) seni pertunjukan dalam lima tahun terakhir mencapai 7,25 persen. Pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan industri kuliner dan fesyen yang merupakan sub-sektor ekonomi kreatif yang dianggap unggul. Sementara, belum terdapat perhitungan pertumbuhan pada kegiatan seni tari.

Memang kita telah memiliki contoh pulau Bali yang bisa menyajikan seni tari sebagai bagian dari serangkaian seni budaya dan pertunjukkan yang memiliki keunggulan kompetitif. Bali memiliki kelebihan dibanding wilayah Indonesia lain karena Bali memang merupakan bagian dari ritual keagamaan. Ini menjadikan seni tari lestari. 

Juga, kita bisa melihat seni tari yang dipresentasikan dalam bentuk Sendratari Ramayana di Prambanan. Seni ini juga dilestarikan melalui penampilan secara regular dan dikelola secara cukup profesional. Kelompok Sendratari Ramayana inipun telah dipertontonkan melalui tur keliling di banyak tempat di dunia. 

Yang perlu diperhatikan adalah agar jangan sampai anak anak kecil yang terlibat dalam sendratari ini tidak mendapat perlindungan dan haknya. Wawancara dengan penari menunjukkan bahwa anak anak itu adalah anak dan keluarga dari penari dewasa di kelompok tari ini. Ini ditujukan untuk mengkader penari dan juga untuk hiburan. 


Bagi Indonesia, seni tari Nusantara memiliki kelebihan, antara lain sebagai:

  • Sarana upacara. Seni tari nusantara, misalnya tari pendet dari bali yang digunakan dalam beberapa upacara keagamaan.
  • Sarana hiburan.Tari Tayub dari Jawa Tengah dan Tari Jaipong dari JawaBbarat yang termasuk kebudayaan suku Sunda.
  • Sarana penyaluran terapi. Beberapa tari nusantara digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif dan terapi untuk penyakit tertentu.
  • Beberapa fungsi lainnya, seperti sebagai penyambutan tamu, ibadah kepada sang pencipta, sarana pendidikan, sarana pergaulan, dan sarana pertunjukan.

Untuk tarian tarian yang spesifik, seperti Serimpi, misalnya, memiliki keunggulan. Serimpi memiliki cukup banyak kompleksitas, walau ditampilkan secara sederhana. Yang unik, kita malah menemukan orang bule yang tertarik dengan tari Serimpi, sementara keinginan belajar masyarakat kita pada tari Serimpi justru luntur.

Sejarah Serimpi sendiri sangat menarik. Kemunculan tari Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram saat Sultan Agung memerintah pada tahun 1613-1646. 

Tarian ini dianggap sakral karena dahulu hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan sampai peringatan kenaikan tahta sultan. Serimpi yang ditarikan dalam jumlah ganjil inpun selayaknya menjadi bagian dari pengetahuan yang perlu dikemas baik.

Yang menjadi pertanyaan kita adalah, bagaimana mungkin kita menjadikan seni tari sebagai keunggulan kompetitif bila kita tidak membangun dan dengan serius merawat sumber daya serta pengetahuannya?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun