Saya selalu meyakini bahwa Allah memahami niat dan hati kita. Saya sering memaknai Kurban dengan mengorbankan diri, yang mungkin menyebabkan kita sakit dan menderita atau berkurang harta atau perasaan atau waktu kita untuk tujuan bagi sesama dan untuk tujuan yang lebih baik.
Berkurban itu berat karena kita melepaskan ego, dan kadang mengalah walau kita tahu kita yang benar. Dan, pengurbanan sebagai manusia, khususnya sebagai perempuan, hadir setiap hari.Â
Pengurbanan kita sehari hari itulah yang akan mengalahkan nafsu kita dan keinginan kita sebagai manusia. Pengurbananpun tidak harus dilakukan hanya pada Hari Raya Idul Adha. Menurut saya, kita lakukan pengurbanan dalam kehidupan kita sehari hari.
Sayapun memohon ampun kepadaNya, sekiranya saya berkurban tidak dengan menyembelih kambing atau sapi pada tahun ini. Saya berdoa semoga Allah mengampuni saya, memahami rencana dan pemikiran serta niat saya, dan meridloi pengorbanan saya.Â
Selamat Hari Raya Idhul Adha. Mohon maaf lahir batin. Semoga Allah memberikan berkah pada pengurbanan kita sebagai umat manusia.Â
********Saya memahami tulisan ini akan menjadi sesuatu yang sensitif bagi sebagian pembaca. Namun, perlu saya sampaikan bahwa tulisan ini bukan merupakan kritik saya pada ibadah kurban, melainkan ungkapan perasaan saya yang tidak pernah tega melihat hewan hewan itu disembelih dan mencoba memaknai Kurban dengan cara yang saya mampu dan bisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H