Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Maafkan, Saya Bersembunyi Saat Idul Kurban

9 Agustus 2019   11:35 Diperbarui: 30 Juli 2020   12:56 12151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idul Kurban memang bisa menjadi suatu bisnis bagi peternak. Kepada Kompas di jelang Idul Kurban tahun 2018, Kementerian Pertanian ( Kementan) menyebutkan bahwa kebutuhan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 2018 adalah sekitar 1.504.588 ekor. Angka ini naik lima persen dari jumlah kebutuhan hewan kurban pada tahun sebelumnya.

Adapun rincian kebutuhan hewan kurban tersebut adalah sapi sebanyak 462.399 ekor, kerbau sejumlah 10.344 ekor, kambing 793.052 ekor, dan domba sebanyak 238.853 ekor. Tentu di tahun 2019 permintaan itu akan meningkat pertumbuhan ekonomi kita juga meningkat.

Suatu saat salah satu anggota keluarga saya mendiskusikan dan meminta ijin untuk beternak sapi potong untuk kurban di desa kami di Magelang. Semua argumentasi masuk akal dan menguntungkan secara ekonomis tentu disampaikan. 

Saya menahan nafas mendengar proposal itu. Tentu anggota keluarga saya meminta ijin karena ia akan gunakan aset keluarga. Sakit hati saya lama betul untuk sembuh.

Hati saya hanya bertanya, bagaimana mungkin saya menyetujui proposal beternak sapi untuk kurban, sementara saya sangat takut melihat sapi dipotong untuk kurban. Dan ini tidak ada kaitannya dengan keberadaan saya sebagai seorang vegetarian. 

Entah mengapa, saya merasa seperti dikhianati. Saya pikir keluarga saya memahami apa yang saya rasakan. Namun, rupanya saya memang sendirian.

Saya berat membayangkan sapi sapi yang begitu banyak jumlahnya menjadi industri yang ditujukan untuk penyembelihan kurban. Industri Pengurbanan? 

Karena anggota keluarga tersebut ngotot hendak berbisnis hewan kurban, akhirnya saya hanya sampaikan satu syarat. Syarat itu adalah saya harus diijinkan memberi nama masing masing sapi. Dan kondisi masing masing sapi perlu disampaikan kepada saya setiap hari.

Misalnya, "Hari ini Dina tidak mau makan, tetapi sudah diberi vitamin'. "Rita sudah besar. Beratnya 30 kilogram". Atau 'Ilham tadi nakal, ia lepas dari kandang", dan lain lain.

Juga saya sampaikan syarat bahwa sapi sapi itu harus sempat dilepas beberapa jam perhari untuk bisa merumput. Juga, sapi sapi itu harus dimandikan setiap hari. 

Ini sebetulnya hanya karena rasa saya yang campur aduk membayangkan bahwa mereka akan menjadi bagian dari industri pengorbanan.  Saya berharap keluarga saya tak tega menjual dan melepaskan Rita dan Ilham untuk disembelih karena ia akan berinteraksi sedemikian rupa dengan sapi sapi itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun