Pernah saya duduk di deretan kursi emergency. Ketika pramugari memberikan penjelasan tentang prosedur evakuasi pada saat emergency, penumpang laki-laki yang duduk di sebelah saya malah menggoda, "Oh gitu ya? Lalu saya bisa ga dibantu mbak secara khusus?"
Saya heran. Ini dalam situasi kerja yang formal dan untuk isu yang serius. Saya ingatkan laki-laki itu. Dan seperti yang saya duga, itu jadi bumerang bagi saya. Ia marah-marah dan bersikap tak bersahabat. Ini juga terjadi ketika saya menegur kawan satu tim yang sedang lakukan perjalanan bersama dan ia mengganggu pramugari.
Di tahun 2012, seorang pramugari Lion Air juga pernah melaporkan bahwa ia hampir menjadi korban perkosaan oleh bekas penyerang andalan Sriwijaya Football Club (SFC), Palembang, Hilton Moreira, yang kemudian ditetapkan menjadi menjadi tersangka. Sayang sekali, kemudian akhirnya Hilton dibebaskan secara bersyarat oleh Polda Metro Jaya, pada Februari 2012.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, bahkan pernah membuat tuduhan kepada Garuda Indonesia terkait pelecehan kepada calon pramugari saat tes penerimaan pada April 2011. Saat itu, pihak Garuda Indonesia mewawancarai calon awak kabin asal Korea yang diperintahkan untuk melepaskan semua pakaiannya, kecuali pakaian dalam, untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Seorang dokter laki laki disebut meraba payudara calon pramugari tersebut dengan alasan memeriksa implan payudara sang calon pramugari. Hal ini kemudian dilaporkan oleh beberapa calon pramugari sebagai prosedur yang memalukan.
Hal tersebut pernah direspons sebagai tidak benar oleh Juru bicara Garuda. Ia mengatakan bahwa prosedur pemeriksaan kesehatan oleh Garuda sesuai dengan standar profesi dunia.
Di luar hal di atas, adalah memprihatinkan bahwa pelecehan seksual kepada pramugari seakan bukan lagi sesuatu hal yang biasa, tetapi sesuatu yang niscaya.
Karena saking seringnya mendapat pelecehan, seorang pramugari mengatakan, "If someone grabs my butt or pulls me onto their lap, I tell them to knock it off and keep going."
Jadi, "Jika seseorang meraba pantat saya atau menarik saya dalam pangkuannya, saya katakan pada mereka untuk stop dan saya melanjutkan kerja." Sedih juga membacanya. Di lain waktu, pilot menggoda pramugari yang masih muda itu seakan mereka bisa diajak "dating".
Memang pelecehan seksual di udara seakan dianggap biasa, namun ini tentu tidak bisa terjadi terus menerus. Bukan alasan kita untuk bisa melecehkan seseorang hanya karena ia bekerja melayani kita dan kebetulan ia cantik, cakep atau menarik.Â
Konvensi Terbaru ILO Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Tempat KerjaÂ
Pada 21 Juni 2019 yang lalu, ILO melakukan upaya baru untuk memperkuat konvensi terkait upaya menyetop pelecehan seksual di tempat kerja. Wakil dari negara negara anggota Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dari dari Uganda, Namibia, Perancis, Kanada, Selandia Baru, Filipina, dan negara negara Amerika Latin serta negara di Karibia, serikat pekerja dan wakil perusahaan telah melakukan negosiasi selama 2 tahun.
Ini untuk mengharuskan agar negara anggota PBB mengadopsi "The ILO Convention on Violence and Harassment", dan sekaligus mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasinya.Â