Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Selamat Terbang bersama Martha Itaar, Perempuan "Aviatrix" Asal Papua!

1 Agustus 2019   16:56 Diperbarui: 2 Agustus 2019   19:30 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, John E Wartret dari the Embry-Riddle Aeronautical University akhirnya bertemu kapten Wendy dan Kapten pertama Kelly Rexon itu. Ia mengetweet dengan semangat "Just flew from LAX to ATL on Delta piloted by this mother daughter flight crew. Great flight. Inspiring for [young] women."  

Terjemahan bebasnya adalah "Baru saja saya terbang dari LA ke Atlanta dengan Delta Air yang dipiloti Ibu dan anak perempuannya. Penerbangan yang keren. Menginspirasi perempuan muda". Tweet itu akhirnya menjadi viral, dengan 51.000 orang yang memberikan 'like'.

Pengalaman ini menarik bagi Watret yang ada di universitas karena ia memang mendorong agar terdapat keberbagaian di dunia aeronatika.

Memang perempuan kapten pilot akan memberikan inspirasi bagi perempuan lain. Yang menarik, saudara perempuan Kelly Rexon juga seorang pilot. Artinya, ada tiga perempuan penerbang di keluarga Rexon. 

Selama ini, perempuan lebih dikenal perannya di kru kabin pesawat terbang sebagai pramugari. Dan, inipun diikuti dengan serangkaian bias dan sikap merendahkan seakan semua pramugari bisa digoda. Komentar masyarakat pun (baca: Laki-laki) adalah pada tubuh dan paras sang pramugari. Padahal peran perempuan bisa di pekerjaan yang berbagai dalam dunia penerbangan.

Perempuan sebagai pilot bukanlah barang aneh. Perempuan telah menjadi kapten pilot di banyak negara. Di Bhutan, Malaysia, India, Indonesia, Amerika, juga di Jepang.

Misa Matsushima (Foto ,: AFP, JIJI Press)
Misa Matsushima (Foto ,: AFP, JIJI Press)
Di Jepang, perempuan bahkan menjadi pilot pesawat tempur. Di sana, perempuan yang menjadi pilot pesawat tempur mencapai sekitar 6,4% dari total pilot yang berjumlah 228.000 orang. 

Bahkan, terdapat Letnan satu Misa Matsushima dari The Japan Air Self Defence Force mengendarai F-15J air superiority fighter di Nyutabaru airbase di Miyazaki sejak Agustus tahun lalu.

Misa Matsushima mengatakan ia memimpikan menjadi pilot setelah menonton Top Gun, karena di film itu instruktur yang mengajarkan pilot-pilot pesawat tempur adalah seorang perempuan. Siapa yang tak kenal Gillis di film Top Gun, walau instruktur perempuan itu akhirnya lebih muncul sebagai pacar Tom Cruise. 

Jepang mulai membuka kesempatan pada perempuan untuk menjadi bagian dari penerbangnya sejak 1993. Dan kesempatan itu menjadi makin terbuka ketika Matsushima menjadi penerbang pesawat tempur elit pada 2015.

Aviatrices (untuk bentuk tunggal adalah 'aviatrix') telah ada sejak pesawat dan helicopter menjadi sarana transportasi berkembang. Perempuan pertama kali terbang pada 1908.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun