Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Hanya Katakan Industri Rumput Laut Potensial!

29 Juli 2019   11:05 Diperbarui: 29 Juli 2019   13:42 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumput Laut (Foto : faktualnews.co)

Data BPS menunjukkan bahwa hampir semua propinsi, kecuali propinsi Aceh, Riau, Sumbar, Jambi, Sumsel dan DIY menghasilkan rumput laut. 

Sementara itu, produksi terbesar adalah di Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu sekitar 3.292.000 ton, Propinsi Sulawesi tengah sekitar 1.362.000 ton dan Propinsi Jawa Timur sekitar 620.014 ton pada 2016.

Terdapat studi yang dilakukan di Lombok yang mengajukan rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing rumput laut Indonesia, antara lain perlunya menurunkan biaya transportasi dan bahan bakar. Artinya, isu infrastruktur transportasi dan biaya bahan bakar menjadi tantangan. 

Fasilitasi Pemerintah, Hilirisasi, Konektivitas dan Keuntungan Petani

Adalah menarik bahwa studi banding dengan industri rumput laut Filipina yang diatur regulasi yang jelas, di Indonesia budidaya rumput diatur oleh beberapa regulasi. Rumput laut termasuk dalam kategori 'ikan' di bawah undang undang Perikanan No. 31/2004. 

Namun demikian, beberapa lembaga seperti BPPT, DKP, Kementrian Koperasi dan UKM serta BAPPDA dan LIPI (Neish, 2013). 

Otonomi daerah juga memberikan wewenang bagi pemerintah daerah untuk mengelola petani di tingkat desa. Ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang seberapa masing masing lembaga secara efektif mendukung petani yang membudidayakan rumput laut.

Dalam hal sumber pendanaan, survai menunjukkan bahwa 25% petani mendapatkan dana dari pinjaman saudara, 19% dari koperasi dan Credit Unit, 8% dari pengepul atau pedagang dan 40% dari pemerintah melalui program PNPM (foodsciencematter.com).

Dalam konteks Sulawesi Selatan, karena terbatasnya pabrik pengolahan rumput laut maka pemerintah, melalui kementrian Perindustrian mengadakan kebijakan 'hilirisasi' untuk mendongkrak nilai tambah rumput laut. 

Suatu pabrik pengolahan rumput laut yang dikelola oleh Koperasi Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Kospermindo) didirikan dengan investasi senilai Rp 3 milyar di Kawasan Industri Makassar (Kima) di Makassar, Sulawesi Selatan. Setiap bulan, sekitar 3 sampai 5 ton rumput laut diserap (Kementrian Perisndustrian RI, 6 Juni, 2019).

Rencana pendirian pabrik di Bone akan menyerap bahan baku rumput laut mentah hingga 500 ton per bulan, sedangkan pabrik di Maros 200 ton per bulan. Ini dibangun dengan nilai investasi untuk masing-masing pabrik berkisar antara Rp 20 miliar--Rp 30 miliar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun