Coba tengok lagu Despacito edisi Ramadhan tahun 2017 dan viewernya yang lebih dari 9 juta. Lagu Jaran Goyang dan juga lagu Sayang milik Via Vallen versi parodi ditonton oleh lebih dari 6 juta penonton.
Nah, apakah ada isu hak cipta atau copyright di sini? Ini perlu dipahami. Terdapat beberapa peringatan, memang. Hal pertama yang perlu diingat adalah bahwa penyanyi perlu pastikan bahwa ia tidak melakukannya untuk tujuan mencari uang. Namun, ini susah juga. Ketika pemirsa sudah mencapai jutaan, tentu akan terpasang iklan dan penyanyi mungkin dihubungi produser bila rekamannya menarik. Jadi, tetap perlu hati-hati.
Suatu studi berjudul Evaluating the Impact of Parody on the Exploitation of Copyright Works: An Empirical Study of Music Video Content on YouTube, Parody and Pastiche oleh Kris Erickson terkait dampak parodi pada bisnis musik yang dipublikasikan oleh Kantor Hak Cipta (Copy Right Office) pada Januari 2013 dan mencakup 8.299 musik parodi di Youtube punya temuan menarik.Â
Pertama, dinyatakan bahwa parodi pada dasarnya kegiatan konsumen musik. Rata-rata terdapat 24 parodi dari tiap rekaman aslinya. Tidak terbukti adanya kerugian ekonomi diakibatkan oleh parodi. Bahkan parodi meningkatkan jumlah penikmat pada rekaman aslinya. Studi itu juga menemukan bahwa kerugian reputasi terbatas, sekitar 1, 5%.Â
Wajarlah bila studi temukan bahwa Google raih keuntungan sebesar 2 juta dollar Amerika pada parodi dalam sampel.Â
Untuk sekadar hiburan, kita nikmati parodi lagu-lagu terkenal yang kocak. Sementara, bila anda tergiur sukses seperti Salman dan ingin membuat parodi atau cover lagu, mohon cek aturan hak cipta lagunya ya daripada tersandung aturan hukum. A whole new world...lala lala la
Pustaka : 1) A whole New World; 2) Parody 3) Studi Dampak Parodi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H