Posisi Wakil Presiden Kyai Haji Maruf Amin menjadi penting dalam peran ini. Usia dan persoalan kesehatan Wakil Presiden mungkin akan menjadi tantangan. Namun, bila Pak Jokowi taktis memilih peran peran utama yang kritikal untuk sang wakil dan membagi habis peran peran kepada Kabinetnya, ini dapat dikelola dengan baik.
Pada periode kedua ini, Pak Jokowi perlu didukung oleh anggota kabinet yang tangguh, tulus untuk bekerja keras. Terdapat sektor sektor yang perlu perhatian. Sektor ekonomi harus mendapat perhatian kuat. Konsistensi pada capaian dan  kerja keras di periode pertama, serta isu inklusi sosial dan keberpihakan pada ekonomi rakyat yang pernah didengungkan pada periode pertama harus dikobarkan.
Menteri menteri untuk sektor pertanian, perdagangan, maritim dan kelautan, kehutanan, di samping menteri keuangan dan enerji perlu dipercayakan kepada orang orang kuat. Ini harus jadi panglima.
Selama ini Menteri Koperasi dan UKM hanyalah menteri yang dipandang sebelah mata. Mungkin saatnya, Pak Jokowi memilih seorang muda yang paham rantai nilai perdagangan Indonesia dan kerja UKM serta Koperasi untuk membuat negeri ini kembali dan makin jaya di bidang ekonomi kerakyatan. Perlu anak muda yang tangguh dan visionaris untuk merealisasikan Pasal 33 UUD 1945. Ini serius.
Menteri ketenagakerjaan perlu dipilih dengan seksama. Bantu rakyat mengingat siapa menteri tenaga kerja yang membawa hasil nyata. Sejujurnya, saya tidak pernah berhasil mengingat siapa menteri tenaga kerja yang berhasil di republik ini.Â
Menteri di bidang sosialpun perlu dipilih, bukan hanya ditawarkan kepada pilihan koalisi pendukung. Â Bidang pendidikan selalu menjadi perhatian. Ini bidang yang selalu dianggap kritis di semua kabinet. Pilih Menteri Agama yang progresif dan paham pentingnya keberbagaian. Â
Jadikan Kementrian Perwujudan Kesetaraan Gender untuk nama Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan. Pilih menteri yang paham konteks sektoral negeri dan telah terbiasa dengan isu dan tantangan perempuan dan laki laki Indonesia yang non-tradisional. Tugas menteri ini bukan urusan ecek ecek. Salah bila ini jadi posisi hadiah.Â
Masih dalam hal sektor ekonomi, dalam wawancara dengan the Nikkei Asian Review, Pak Jokowi memiliki ambisi tinggi untuk menjadikan Indonesia menjadi 1 dari 10 negara dengan ekonomi terkemuka pada 2030, dan menjadi satu dari 4 negeri  terkemuka pada 2045. Ini artinya fokus pada pembangunan infrastruktur tampaknya masih akan diteruskan. Namun, Pak Jokowi perlu memikirkan peningkatan pada sektor sumber daya manusia. Selain perbaikan pada sektor pendidikan, kembangkan ketrampilan kelompok muda agar sesuai kebutuhan dalam konteks yang ada.Â
Indonesia telah memiliki 'unicorns' Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak -- yang menjadi potensi ekonomi. Untuk memenangkan momentum, Indonesia harus punya kumpulan tenaga trampil kolektif yang handal. Harapannya, tenaga kerja muda yang dipersiapkan.
Ada Keperihan
Tidak semua kerja Pak Jokowi adalah keberhasilan, indah dan wangi. Ada keperihan sisa pembangunan yang lalu, yang pada periode pertama Pak Jokowi masih terlewatkan. Juga ada PR terhutang. Soal radikalisme, penanganan pengungsi dan soal pembangunan manusia di wilayah terpencil serta isu HAM dan penegakan hukum.