Mau Coba 'Marrot', Sayur Berbahan Daging?
Sebagai seorang vegetarian atau pemakan sayur selama sebelas tahun terakhir, mata saya mudah tergoda membaca berita tentang perkembangan jenis makanan yang berhubungan dengan sayuran. Informasi tentang warung gado-gado, lotek atau asinan yang enak selalu menarik untuk saya ketahui.
Dan, kali ini, saya tertegun ketika membaca berita tentang upaya pengembangan produk atau menu baru dari Arby, suatu waralaba burger dari Amerika. Produk yang sedang dikembangkan adalah 'megetables'. Dan, 'megetables' dengan cepat meramaikan berita di media dunia.
Megetable adalah menu olahan daging kalkun yang dibentuk menjadi nampak seperti sayuran wortel. Selintas, produk ini sangat mirip wortel. Warna orange yang menyolok dari wortel, berikut daun hijaunya. Wow... kemana arah Arby dengan produk ini?.
Memang Arby belum langsung menjadikan produk yang diuji ini ke dalam menu mereka. Namun, mereka mengatakan bahwa pengujian ini adalah upaya serius Arby.
Produk 'Marrot' atau Meat Carrot' atau wortel daging yang terbuat dari daging kalkun yang diberi bubuk sari wortel yang ditambah dengan sirup maple dan dibakar selama jam dan dilengkapi daun wortel menjanjikan efek wortel secara penuh.
Arby yang pernah ada di Indonesia pada sekitar 1993 memang terkenal dengan produk burger yang mengandalkan daging segar. Upaya Arby hendak memunculkan kesan bahwa Arby juga mengkonsiderasi sayuran dalam menu dagingnya, meski ini artinya mengubah bentuk daging menjadi sayuran. Tim di Arby mengatakan bahwa mereka harus selalu kreatif untuk bisa mengalahkan pasar produk daging yang terus berkembang.
Arby hendak menunjukkan kepada pelanggannya, yang merupakan pemakan daging bahwa daging juga bisa menampilan sayuran. Ada-ada saja.
Whopper Bersayur Banyak dan Coca Cola Coffee?
Eit, jangan cepat cepat melihat seakan Arby sendirian dalam pengembangan produk yang berbeda, unik, dan mungkin aneh.
Burger King telah mendahuluinya melalui pengembangan produk "Whopper'. Whopper, pada prinsipnya burger dengan tampilan baru yang mengundang selera.Â
Bagaimana tidak? Tidak seperti burger yang bertumpuk rapi, 'Whopper' menonjolkan keseksian tumpukan daging di atas roti dengan sayur hijaunya. Burger King segera meyakinkan pelanggan bahwa daging yang nampak segar dengan bumbu warna kecoklatan dan sayur selada hijau adalah pilihan menu yang lengkap.
Whopper menjadi sangat laku dan merupakan produk andalan Burger King. Burger King memamerkan kepada dunia tentang reformulasi roti lapis yang selama ini kita kenal sebagai ' Sandwich' yang diperkenalkan pada 1957 oleh waralaba ini.
Reformulasi burger yang dibuat Burger King tidak main-main. Ia mengembangkan bentuk, ukuran, jenis roti, dan bentuk daging 'patty' untuk burger serta kombinasi sayurannya. Lahirnya 'Whopper' membuat Burger King mempunyai slogan 'the Home of Whopper'. Kita bia menemukan burger atau whopper dengan roti berwarna hitam atau hijau.
Bahkan, Burger King juga menghadirkan burger sayuran atau 'veggy burger'.
Revolusi produk burger ini menjadi diskusi masyarakat luas. Apa yang dulu dianggap tidak mungkin menjadi hal yang biasa.
Burger yang dikenal sebagai makanan daging saat ini diolah menjadi nampak atau mendekati prinsip makanan sehat dengan memasukkan aspek sayur ke dalamnya.Â
Ini untuk menjaga agar produk daging tidak merosot di pasar, khususnya dengan kritisi banyak ahli gizi bahwa burger bukanlah makanan yang sehat. Juga, tekanan untuk mengkonsumsi makanan sehat dengan sayur di dalam menu menjadi makin tinggi.
Tak urung, McDonald juga mengembangkan burger tanpa daging di Jerman dan di di beberapa negara. Rupanya pengembangan produk ini membuat harga sahamnya meningkat 500% sejak peluncuran produk pada bulan Mei.
Jadi, Coca Cola bukan menambahkan rasa kopi dalam minuman Coca Colanya tetapi secara serius mereformulasi produknya menjadi minuman kopi. Ini meninggalkan produknya 'Coca Cola Blak' yang hanya menambahkan rasa kopi ke dalam Coca Cola. Juga ini berbeda dengan produk rendah gula dan rendah soda 'Coke Zero'.
Coca Cola yang biasa mengandung kafein sejumlah 45,6 mg kafein, kali ini serius meluncurkan produk kopi, pada prinsipnya. Minuman Kopi dengan merek Coca Cola.
Juga, produk ini mengkampanyekan hidup lebih sehat dengan kandungan gula yang lebih rendah dari separuh kandungan gula pada Coca Cola yang biasa. Produk ini dikabarkan akan diluncurkan pada akhir 2019.
Produk ini membuat perusahaan mampu melakukan kapitalisasi tren minum kopi. Ini menggunakan kesempatan pada perkembangan konsumsi koi di banyak negara, termasuk di Amerika dan negara di dunia, yang menunjukkan angka pertumbuhan di atas 30 % pada 2016 dan 2017. Informasi dari pasar kopi di Atlanta menunjukkan bahwa konsumsi kopi mencapai 1 juta dollar dan berkembang juga dibanyak negara di dunia.
Evolusi dan revolusi produk-produk ini menunjukkan upaya keras agar produk makanan dan minuman global lebih sehat bagi tubuh konsumen.
"The Nielsen Global Health & Wellness Survey 2018", misalnya mengidentifikasi konsumen Amerika yang memiliki perspektif akan makanan dari bahan organik dan non GMO adalah lebih sehat dan baik.Â
Saya memperkirakan produk-produk global yang alami evolusi dan revolusi ini akan mudah masuk pasar Indonesia. Laporan "The Nielsen Global Health & Wellness Survey 2016" yang mewawancarai 30.000 responden dari 60 negara, termasuk Indonesua melaporkan bahwa konsumen Indonesia adalah konsumennoptimus pada produk makanan dan minuman.Â
Ini semua menarik, tentunya. Bagaimana dengan Anda? Anda siap dengan produk produk baru itu?
Untuk saya yang wong ndeso, saya akan coba bertahan dengan gado gado warung sebelah atau buatan sendiri, rujak serut, dan kopi Gayo.
Ada yang mau temani saya makan gado-gado dan ngopi Gayo akhir pekan ini? Kabari saya!
Pustaka : 1) Wortel Berbahan Daging' 2) Coca Cola Coffee 3) Nielsen Report
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H