Melewati Batas Mitologi Hutan yang Hijau -- Studi tentang Nomaden di Kalimantan
Di hari hari libur Lebaran, seorang sahabat membagi bacaan 'Beyond the Green Myth', suatu buku yang mendapat kontribusi tulisan dari beberapa peneliti yang bekerja di wilayah Kalimantan, yang kemudian dikerangkakan oleh dua penulis utama yang sekaligus berperan sebagai tim editorial, B. Sellato and P.G. Sercombe. Sangat menarik.Â
Buku yang diterbitkan oleh Nordic Institute of Asian Studies pada 2007 ini berfokus pada kehidupan dan gaya hidup kelompok nomaden yang bertahan dengan berburu dan mengumpulkan makanan di wilayah hutan tropis Kalimantan yang merupakan wilayah tiga negara, Serawak Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.
Untuk itu, istilah masyarakat berburu dan pengumpul saling bergantian dipergunakan dengan istilah nomaden.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nomad atau nomaden adalah sekelompok orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap atau berkelana dari satu tempat ke tempat lain.
Dulu, alasan utama manusia berpindah-pindah tempat tinggal disebabkan oleh adanya pergantian musim dan demi mendapatkan sesuatu yang diperlukan kelompok nomaden tersebut.
Studi menunjukkan bahwa kelompok masyarakat dan bangsa Nomaden makin berkurang, namun mereka masih ada. Hasil riset dari New Internationalist pada 1995 menemukan masih ada sekitar 30 sampai 40 juta orang yang tinggal berpindah-pindah di dunia.
Data akhir terkait masyarakat nomaden tidak mudah ditemukan, tetapi simpulan bahwa mereka yang tersisa pada umumnya adalah kelompok suku terdalam dapat dipahami.
Pada saat penelitian dibuat pada tahun 2006, diestimasikan masih terapat 30 kelompok dengan jumlah populasi 20.000 orang nomaden di seluruh Kalimantan.
Kelompok ini adalah dari suku Dayak Punan yang tinggal di area Serawak yang berbatasan dengan wilayah Kalimantan Timur dan mereka yang berada di sebagian wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.Â
Saat ini jumlah masyarakat nomaden di wilayah Kalimantan ini makin berkurang karena tergeser oleh kegiatan ekonomi berorientasi pada keuntungan ekonomi, baik budi daya pertanian, eksploitasi pertambangan dan pembukaan perkebunan kelapa sawit.