Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Polinasi, Kisah Percintaan Alam untuk Pembangunan Berkelanjutan

29 Mei 2019   05:15 Diperbarui: 31 Mei 2019   08:35 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Kecubung Menanti Hadirnya Polinator untuk pertemukan bubuk sari jatuh ke putik (Dokumentasi Pribadi)

Jangan Ganggu Lebah
Di sekitar tahun 2010 sampai tahun 2011 saya bekerja untuk upaya pengurangan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, yang salah satunya juga dikaitkan dengan upaya perbaikan gizi di area Nusa Tenggara Timur. Pada suatu kunjungan saya ke suatu pasturan di Flores Timur, saya bertemu dengan beberapa Romo yang bergiat dalam upaya pengembangan berbagai pangan lokal untuk mendorong perbaika gizi masyarakat, khususnya ibu hamil.

Di tengah obrolan tentang berbagai menu lokal sorgum yang diperkenalkan kepada ibu-ibu PKK melalui buku masakan populer, perhatian kami sempat teralihkan oleh hadirnya sekawanan lebah yang mendekati tempat saya duduk. Tentu secara refleks, kaki saya bergeser menjauh dan saya melindungi diri saya dengan tas agar tidak disengat lebah. 

Seorang Romo, Romo Yansen, tertawa dengan berkata "Tidak mengapa, kita toh bersahabat dengan mereka. Mereka juga melayani petani sorgum di sini'. Wah... betul juga, dan obrolan kamipun berkembang ke isu lebah dan peran mereka sebagai Pollinator. Rasanya tidak mudah kami menghentikan cerita soal Pollinator ini.

Dan, baru-baru ini, perhatian saya kembali diingatkan ke isu Pollinator ketika saya menyaksikan video menarik "Wings of Life" yang dibuat oleh Louie Schwartzberg. 

Film ini berkisah tentang kerja dan kesibukan Polinator untuk mengawinkan banyak tanaman. Sungguh ini kisah percintaan yang luar biasa dalam dunia Flora dan Fauna. Film yang diproduksi Disney ini sangat mendidik dan sekaligus menarik. Di bawah ini 'trailer' pendeknya. Sementara untuk versi panjangnya bisa kita saksikan di saluran Disney.


Dan juga potongan dari video yang sama yang ditayang di jaringan Oprah Winfrey.


Polinasi dan Pollinator
Polinasi adalah proses penyerbukan tumbuhan oleh berbagai pollinator seperti lebah, kupu, burung, angin sehingga tanaman berbuah atau menghasilkan biji. Pollinator berpindah dari pucuk benang sari dari satu bunga ke bunga yang lain.

Serbuk sari atau polen kemudian menyuburkan tanah. Jasa serbuk sari begitu penting, Tanpanya, tanah tidak cukup untuk menghasilkan kesuburan.

Hidup manusia memang tergantung pada pollinator. Bila tak ada pollinator, kita tidak menikmati nasi, kopi, coklat pisang, jeruk dan buah-buah lainnya. Namun demikian, Polinator dalam ancaman karena ulah manusia seperti penggunana pestisida, pertanian yang intensif maupun alam serta perubahan iklim. 

Perubahan-perubahan dan ancaman-ancaman itu tentu merupakan tantangan apakah produksi pertanian dapat menjawab kebutuhan ekonomi. Hal hal seperti ini akhir akhir ini menjadi perhatian berbagai pihak terkait dengan ketersediaan pangan, sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Pollinator dan Keberbagaiannya? 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Secara natural, bunga dan tanaman memiliki kemampuan dan daya tarik untuk mengundang Pollinator hadir ke bunga bunga. Warna dan aroma serta bentuk dari bunga dan bunga sari ternyata sangat mengundang Pollinator. Ini merupakan insentif bagi Pollinator yang punya selera berbeda tentang warna, bentuk dan bau tertentu.

Beberapa negara membuat kebijakan dan strategi untuk melindungi Pollinator. The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), merilis studi yang menunjukkan bahwa 75% dari tumubuhan pangan kita dan 90% dari tanaman bunga liar kita tergantung pada polinasi binatang untuk bisa berkembang biak dan bereproduksi. 

Selanjutnya, studi menghitung bahwa nilai tanaman di seluruh dunia yang tergantung pada Pllinator diperkirakan adalah sekitar $ 577 milyar. Tidak memadainya Pllinators, diperkirakan terdapat kerugian ekonomi senilai sekitar $ 16 juta sampau $ 191 juta per tahunnya.

Bumblebee dan Bunga Terompet di Rumah Adik Saya (Dokumentasi Pribadi)
Bumblebee dan Bunga Terompet di Rumah Adik Saya (Dokumentasi Pribadi)
Pollinator tidak hanya berjasa dalam menghasilkan makanan, tetapi juga obat obatan, biodiesel, serat kain dan juga materi konstruksi.

Jadi, layanan polinasi bisa dikatakan sebagai faktor input di sektor pertanian yang memasitkan adanya produksi tanaman tanaman. Semua petani, terutama petani kecil dan keluarga petani di seluruh dunia mendapat manfaat dari layanan ini. Ini juga menjadi perhatian lembaga Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang bertanggung jawab untuk pangan, Food and Agriculture Organization (FAO). 

Cara pandang ini tentu menggeser teori faktor produksi pertanian moderen yang sangat begantung pada faktor input yang biasanya ciptaan manusia, seperti pupuk dan pestisida serta proses yang dibantu manusia. Padahal alam memiliki pula cara cara natural yang penuh keajaiban. 

Ketersediaan dan keberagaman Pollinator memiliki dampak positif langsung pada hasil pertanian. Ini sangat menunjang adanya ketahanan pangan dan gizi. Artinya, melindungi Pollinator sama dengan mendorong upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Kupu kupu di suatu vihara di Ayuthayya Siam (Dokumentasi Pribadi)
Kupu kupu di suatu vihara di Ayuthayya Siam (Dokumentasi Pribadi)
Dalam realitanya, mayoritas spesies Pollinator adalah liar. Ini termasuk 20.000 jenis spesies lebah, lalat, kupu kupu, ngengat, semut, burung, kelelawar, dan serangga.

Studi menunjukkan bahwa 16 % dari Pollinator jenis vertebrata dan lebih dari 40% pollinator jenis invertebrate menghadapi ancaman kepunahan global.

Untuk itu, upaya upaya pencegahan dilakukan, antara lain mendorong pertanian berkelanjutan, menciptakan dan memastikan habitat Pollinator terjaga, dengan menggunakan pengetahuan asli atau tradisional dengan mengurangi penggunaan pestisida.

Di Eropa, 11 negara anggota uni Eropa telah mengumumkan adanya semacam koalisi melindungi Polinator dan membagi pengalaman pendekatan, inovasi dan praktek baik.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Indonesia merupakan area dengan hutan tropis yang cukup luas yang diharapkan dapat menyumbang pada keberadaan Polinator. Namun demikian, jenis pertanian yang dikembangkan juga akan mempengaruhi keberadaan da keberbagaian Pollinator.

Studi pada tiga (3) jenis hutan (hutan karet, hutan kelapa sawit dan hutan karet liar) di Provinsi Jambi meunjukkan hal yang menarik. Sampel dipergunakan dan observasi dilakukan pada jam sibuk Pollinator bekerja pada antar jam 8.00 -- 10.00 pagi dan jam 02.00 -- 04.00 sore pada udara cerah. 

Studi ini menunjukkan bahwa terdapat 497 jenis serangga Pollinator yang ditemukan, yang terdiri dari 43 spesies yaitu Hymenoptera, Diptera, and Lepidoptera. Dari 497 jenis serangga itu, ditemukan 23 spesies dan 188 jeis serangga pada kebun karet, 23 spesies dan 1888 jenis serangga di kebun kelapa sawit serta 7 spesies dan 97 jenis serangga di kebun karet liar. Adalah menarik bahwa terdapat dominasi beberapa jenis serangga pada jenis kebun yang berbeda.

Studi lain terkait perkembangan komoditas tomat yang cukup besar produksinya di Indonesia namun produksi bulanan tidak stabil karena ditemukan kurangnya polinasi yang dilakukan oleh sejenis lebah 'bumble bee'. 

Studi akhirnya menemukan bahwa pengambangan Pollinator seperti lebah madu (Apis Cerana) dan lebah tanpa penyengat 'stingless bee' bisa dikembangkan dengan biaya murah untuk memastikan kecukupan polinasi. Adalah menarik bahwa beberapa jenis lebah memiliki jumlah kunjungan lebih tinggi dari pada lebah yang lain. Ini tentu mempengaruhi jumlah Polinasi dan pada juga jumlah produksi pertanian.

Bagaimana mengundang Poll0inator di Taman dan Kebun Anda? 

Beberapa tip di bawah ini bisa kita coba untuk meningkatkan jumlah dan jenis Pollinator. 

  • Tanam berbagai jenis bunga yang menghasilkan bunga sepanjang tahun. Ini membuat kebun anda tempat yang menarik untuk dikunjungi berbagai Pollinator setiap saat. Kebun anda menjadi tempat yang makmur bagi Polinator. 
  • Tanam berbagai jeis tanaman yang membawa berbagai macam warna. Studi membuktikan bervariasi warna warna tanaman dan bunga membawa kehadiran Pollinator yang berbagai pula. Lebah tertarik pada wanr kuning, biru dan ungu. Uniknya, lebah sangat tertarik pada warna ultra-violet, warna yang manusia tidak bisa meligat. Sementara kupu kupu tertarik pada warna merah, oranye, kuning, pink dan biru. Burung 'Hummigbirds; sangat suka bentuk bunga terompet dengan warna oranye, merah. Violet dan pink.
  • Tanami berbagai jenisa tanaman dengan wangi dan aroma yang berbeda. Wangi dan aroma seperti lavender. Oregano dan basil yang berminyak membuat Pollinator hadir dengan aroma nektarnya. 
  • Kenali alam di wialayah anda. Ketika anda memperiapkan kebun dan taman sadari bahwa terdapat ratusan spesias dan berbagai jenis lebah dan kupu kupu di sekitar wilayah anda. Ini akan memastikan Pollinator lokal untuk hadir dan menyerbukkan berbagai tanaman lokal yang akan membantu kelestariannya. 
  • Siapkan tempat yang nyaman untuk bersarang dan beristirahat. Ketahuilah bahwa beberapa lebah hidup secara soliter atau sendirian. Sementara, beberapa yang lain sering berkelompok. 
  • Pastikan ada air untuk mandinya burung, lebah dan Pollinator lain. Pollinator yang gembira karena tercukupi kebutuhan hidupnya juga akan memberi pelayanan yang baik bagi bunga dan tanaman kita. Nampan kecil yang landau dengan sedikit air bersih di dekat taman yang bermatahari akan membuat Pollinator kerasan. Burung bisa sedikit membasahi badannya. Sementara kupu kupu menyukai air di atas tanah yang sedikit becek, seakan seperti pudding baginya. 
  • Pelajari proses pengendilan hama secara alamiah. Pengendalian hama melalui penyediaan alam yang natural memberi manfaat dan keseimbangan alam. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kelestarian Alam dan Keberbagian Polinator Menjamin Kecukupan Pangan 

Jelaslah, perhatian kita pada Polinators, termasuk di dalamnya lebah menjamin kecukupan layanan reproduksi tanaman dan buah buahan di alam. 

Tak kurang, dunia juga memiliki peringatan Hari Lebah Dunia pada 20 Mei. Ini adalah hari ulang tahun Anton Jansa, yang pada abad 18 telah melakukan teknik pendomentasian dalam masyarakat Sloveia dan mengagungkan karya dan peran lebah dalam dunia tumbuhan serta produksi pertanian dunia. 

Hari tersebut telah pula dirayakan oleh Food and Agriculture Organization, lembaga di bawah Persatuan Bangsa Banga untuk menggalang berbagai pihak untuk melestarikan alam berikut Polinetor yang ada.

Alam yang bersahabat membuat Polinetor juga bahagia dan suka cita mengunjungi bunga di kebun dan taman anda, mempersembahkan yang terbaik untuk manusia dan untuk Ibu Bumi yang lestari.

Pustaka: 1) Polinator dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan; 2) Polinator 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun