Prinsip kelestarian lingkungannya tetap dijaga agar hutan tidak hilang akibat perubahan lahan untuk hutan tanaman industri dan perkebunan kelapa sawit.Â
Pengetahuan Perempuan Dayak tentang Pewarna Alam dan Kerajinan Adat
Pewarna ini adalah dari bahan pewarna alam, yang merupakan karya perempuan yang hidup di wilayah sepanjang Sungai Mahakam di Long Pahangai dan Long Apari, Mahakam Hulu, Kalimantan Timur.Â
Untuk memfasilitasi kerja perempuan di wilayah ini, mbak Theresia Ekowati harus terbang beberapa jam dari Yogyakarta ke ibu kota Kaltim dan melanjutkan perjalanan dengan berperahu mesin dan selanjutnya ketinting selama beberapa belas jam.Â
Suatu wilayah terisolir dan penuh tantangan. Memang, perjuangan memahami dan melestarikan pengetahuan lokal yang pada umumnya ada di wilayah terisolir harus dilakukan dengan sepenuh hati. Dengan komitmen tinggi, di luar batas program atau proyek.Â
Kelompok perempuan di Long Pahangai dan Long Apari membangkitkan karya dan kreasi pada kerajinan kerajinan rotan, manik dan baju adat. Namun kondisi zaman yang semakin maju ini, kerajinan anyaman rotan hanya ditekuni oleh perempuan generasi tua, karena alasan sulit dan mengerjakannya membutuhkan waktu lama, sehingga kerajinan anyaman rotan tidak menarik bagi kaum perempuan muda.
Sebelumnya, perempuan muda hanya membuat kerajinan manik, itupun dilakukan hanya sebagai kegiatan sambilan saja saat ada pesanan baju adat. Selama pendampingan, kelompok perempuan mengembangkan seni kerajinan tangan, tari dan keragaman budaya adatnya.Â
Produk batik dan anyaman rotan di produksi oleh penduduk lokal asli suku Dayak Bahau dipamerkan di beberapa kegiatan pameran produk seni dan ekonomi di tingkat nasional. Hal semacam ini tentu baik karena selain pengetahuannya digali dan diperkenalkan ulang, manfaat ekonomi juga dirasakan masyarakat lokal. Namun ini tak cukup.Â
Tantangan berikutnya adalah bagaimana memasarkan produk-produk lestari ini ke pasar yang menghargai seni budaya dan pengetahuan asli ini. Kapuas Hulu sangatlah terisolir.Â