Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Sting, "Fragile", Konflik, Kekerasan dan Kerapuhan Manusia

19 Mei 2019   15:15 Diperbarui: 20 Mei 2019   06:22 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor KPU (Detik.com)

Lagu lagu Sting yang Cocok di Segala Cuaca
Akhir pekan adalah saat yang tepat untuk menikmati waktu dengan keluarga atau melakukan hal hal pribadi yang menyenangkan.

Hari ini saya merasa perlu me'recharge' badan dan jiwa dengan musik. Untuk musik saya memang bukan kategori pemilih, tetapi ya memang kita perlu tetap memilih, kan?. 

Play list saya tidak terlalu panjang daftarnya. Setelah menimbang nimbang di antara Bob Marley, Gypsy King, the Queen, Simply Red dan the Sting, saya akhirnya putuskan untuk mendengarkan beberapa lagu dari the Sting.

Tentu saya menggilir beberapa lagu hitsnya. 'Message in a bottle', lalu 'the Shape of my Heart', E"nglishman from New York", dan tentu 'Fragile'. Saya ulang lagu Fragile. Entah mengapa, saya jadi cengeng. Ada sesuatu di lagu ini yang membuat saya jadi basah mata dan pada saat yang sama ada semacam kekuatiran. 

Untuk musiknya, Sting sangat istimewa seperti nampak pada video 'Fragile' ini. Kali ini saya tampilkan Sting dengan 'Fragile' yang dinyanyikan oleh Stevie Wonder. Terdapat permainan harmonika dari Stevie yang membuat alunan 'Fragile' berbeda dan unik, tetapi tetap indah dengan sentuhan beberapa alat musik perkusi yang 'sangat Sting'. 

Fragile (sting)

If blood will flow when flesh and steel are one
Drying in the color of the evening sun
Tomorrow's rain will wash the stains away
But something in our minds will always stay
Perhaps this final act was meant
To clinch a lifetime's argument
That nothing comes from violence and nothing ever could
For all those born beneath an angry star
Lest we forget how fragile we are

On and on the rain will fall
Like tears from a star like tears from a star
On and on the rain will say
How fragile we are how fragile we are

On and on the rain will fall
Like tears from a star like tears from a star
On and on the rain will say
How fragile we are how fragile we are
How fragile we are how fragile we are

Makna Lagu 'Fragile'

Lagu-lagu Sting memang banyak yang menjadi hit dunia. Sting sendiri punya nama Gordon Sumner, lahir di Newcastle Inggris pada 2 Oktober 1951. Karirnya sebagai penyanyi dan penulis lagu dimulai sejak 1980 an di group the Police dan sebagai artis solo.

Terkait makna lagu ini, Sting sendiri menyebut bahwa ia menulis lagu ini sebagai penghormatan kepada Ben Linder, seorang insinyur Amerika yang dibunuh oleh Contras, kelompok sayap kanan Nikaragua yang yang didukung Amerika untuk melawan Junta Sandinista yang aktif antara 1979 sampai 1990 di Nikaragua.

Namun, bukan lagu karya Sting bila arti lagu itu hanya bisa dimaknai dalam satu cerita saja. Apalagi bila itu hanya arti harfiah.

Hampir semua lagu Sting punya arti bukan hanya ganda, tetapi memiliki ruang bagi setiap pendengar dan pecinta lagunya untuk menganalisis lirik yang ada. Beberapa lagu Sting penuh makna filosofis, ajakan perdamaian, dan undangan memaknai kehidupan.

Lagu 'Fragile' ini kemudian muncul dalam beberapa bahasa, termasuk Spanyol dan Portugis dengan judul "Fragilidad" dan "Fragil", yang muncul dalam berbagai album. Versi Spanyol dari lagu ini menjadi 'side B' dari lagu "I'm So Happy I Can't Stop Crying".

Coba kita perhatikan beberapa bait pertama lagu ini.

If blood will flow when flesh and steel are one.
[Bila darah mengalir setelah ada bertemunya daging dan logam].
Drying in the color of the evening sun.
[Mengering dalam warna matahari senja].
Tomorrow's rain will wash the stains away.
[Hujan esok hari akan membersihkan bercaknya].
But something in our minds will always stay
[Namun apa yang ada di dalam pikiran kita akan selalu tinggal].

Bait bait itu memberikan gambaran apa yang terjadi ketika terdapat konflik dan perumpahan darah karena adanya pelepasan peluru panas dari senjata. Suasana sekeliling yang memerah itu merupakan gambaran betapa suasana adanya konflik yang memanas. 

Sekalipun hujan dan waktu mengguyur dan membersihkan bekas bekas peristiwa, manusia akan sangat terpengaruh oleh kematian kematian dan luka yang ada. Sayangnya, peristiwa itu tidak hanya berdampak pada mereka yang menjadi korban langsung penembakan, tetapi semua pihak jadi korban. Baik yang kalah maupun yang menang akan rugi. Itupun tidak hanya membekas di antara ingatan orang yang berada dalam area tersebut, tetapi juga siapapun yang melihat dan mendengar. Semuanya akan tersisa dan tinggal dalam ingatan manusia sebagai luka dan trauma. 

Lanjutan dari bait selanjutnya adalah seperti berikut.

Perhaps this final act was meant.
[Mungkin peristiwa akhir itu memang dimaksudkan (ada)]
To clinch a lifetime's argument.
[Untuk bergumul dalam perdebatan tak berkesudahan]
That nothing comes from violence and nothing ever could.
[Yang tidak berasal dari kekerasan atau sesuatu yang pernah ada]

Peristiwa peristiwa berdarah memang sudah direncanakan. Sebetulnya ini berawal dari perdebatan dan perang mulut, dan sama sekali bukan dari peperangan. Namun tentu ada rekayasa yang dilakukan sehingga peristiwa semacam ini bisa terjadi. Terutama, bila manusia disulut nafsu marah dan kebencian, maka hal terburuk sangat mungkin terjadi. Dan, begitu banyak manusia yang tak berdosa dan rentan menjadi korban. 

Tua, muda, kaya dan miskin berduka. Lalu mengapa kita lakukan hal ini? Ini tentu berhubungan dengan kekuatan yang luar biasa yang mungkin tak nampak tapi menjadikannya dan merekayasa. Memang menyedihkan. 

Selanjutnya, kita dengar bait bait selanjutnya.

For all those born beneath an angry star
[Untuk semua yang hadir lahir dari balik bintang yang marah]

Lets we forget how fragile we are.
[Marilah kita lupakan tentang bagaimana kita sangat rentan]
On and on the rain will fall.
[Secara berturut hujan akan jatuh]
Like tears from a star.
[Seperti air mata dari suatu bintang]
Like tears from a star.
[Seperti air mata dari suatu bintang]
On and on the rain will say.
[Secara berturut hujan akan jatuh]
How fragile we are.
[Betapa rapuhnya kita]
How fragile we are.
[Betapa rentannya kita]
On and on the rain will fall.
[Secara berturut hujan akan jatuh]
Like tears from a star.

[Seperti air mata dari suatu bintang]
Like tears from a star
[Seperti air mata dari suatu bintang]
On and on the rain will say.
[Secara berturut hujan akan berkata]
How fragile we are.
[Betapa rentannya kita]
How fragile we are.
[Betapa rentannya kita]
How fragile we are.
[Betapa rentannya kita]
How fragile we are.
[Betapa rentannya kita]

Setelah peristiwa itu, tentu kita semua akan berduka secara mendalam. Seluruh jagad ikut menangis dan alampun menundukkan kepala. Darah dan nyawa adalah bayaran dari peristiwa ini. Pada akhirnya, peristiwa duka dan kematian seakan begitu dekat dengan kita, manusia. Luka dan duka menjadikan betapa rentan manusia. 

Jadi, kita tahu, lagu ini punya makna bukan hanya untuk peristiwa meninggalnya Ben Linder. Ini adalah lagu untuk mengingatkan kita akan begitu mudahnya peperangan dan kontak senjata bisa jadi muncul dari perdebatan, kebencian dan permusuhan berkepanjangan. Dan, kerugian dari persitiwa semacam ini sangatlah luas. 

Sting yang Melegenda  

Untuk musiknya, Sting selalu istimewa. Kita selalu menemukan berbagai alat musik akustik selain terdapat gitar, alat tipu, drum. 

Sting mencetak banyak hit ketika menjadi basis, penulis lagu serta penyanyi utama the Police pada 1977 sampai 1984. Pada grup the Police, Sting berkonstribusi pada 17 Grammy Award, sebuah Golden Globe, Emmy award serta Academy Award untuk Lagu Terbaik. 

Karir solonya menanjak sejak 1985. Sting makin menonjol dengan lirik lagu yang bertutur dan penuh makna. Yang menarik, lagu lagi Sting diberi elemen rock, jazz, reggae, klasik. 

Pada tahun 2002, Sting menerima Ivor Novello Award untuk Lifetime Achiement drai British Academy of Songwriters, Composers and Authors dan masuk dalam Songwriters Hall of Fame. Untuk Hall of Fame saja, ia menerima beberapa penghargaan yang berbeda. Iapun menerima penghargaan dari Kerajaan Inggris.

Kekerasan Membawa Korban dan Trauma Jangka Panjang 
Semua kekerasan dan konflik bersenjata yang pada awalnya tidak diniatkan perangpun akan membawa dampak kerugian harta dan nyawa. Terlebih, walaupun waktu telah menutup cerita itu, sakit dan trauma yang ditinggalkan tetap ada di semua pihak, baik yang menang mapun yang kalah. 

Lagu ini membuat saya cengeng karena akhir akhir ini begitu ramai media memberitakan adanya kemungkinan adanya kekerasan pasca Pemilu 2019. Rencana pengumuman hasil pengitungan riil suara dari Pemilu 2019 yang direncanakan dilakukan pada 22 Mei 2019 menjadikan masyarakat ketar ketir. Bagaimana tidak?

Media memberitakan telah ditangkapnya kawanan 30 orang teroris yang merencanakan untuk meledakkan bom berkekuatan besar di 6 tempat publik tentu menakutkan. Bahkan, diberitakan bahwa pemantik bom bisa dilakukan melalui  'wifi'. Belum lagi peringatan akan kondisi keamanan dari berbagai kedutaan utama seperti kedutaaan Besar Amerika. Tentu ini menjadikan was was. 

Kantor KPU (Detik.com)
Kantor KPU (Detik.com)
Adanya kelompok masyarakat yang hendak mengadakan demo damai dan turun ke jelaan untuk mendiskualivikasi Capres tertentu dalam bentuk Aksi Kedaulatan Rakyat di jalanan Jakarta juga sangat mengkhawatir, karena kemungkinan ditunggangi kepentingan yang akan memicu kekerasan. Kitapun jadi ingat bahwa banyak protes protes politik yang bisa saja ditunggangi alasan agama sudah sering terjadi dan kita lelah dengannya. 

Telah selama lebih dari 3 minggu, KPU dijaga ketat dengan tank dan senjata berat. Gulungan kawat berduri telah pula dipasang di semua pagar. Ini membuat hati yang melihat kecut. Namun, kita tidak bisa mempersalahkan kesiapsiagaan ini, mengingat ancaman kekerasan, pemaksaan dan terorisme juga ada. 

Untuk itu, marilah kita bersama selalu menjalin cinta damai untuk menjaga bangsa dan generasi kini dan masa depan. Cukup sudah ingatan buruk tentang peristiwa kekerasan pada 15 sampai 19 Mei dan juga pada 22 Mei di tahun 1998. 

Apakah para elit politis tidak ingat bahwa anak cucunya pernah merasakan ketakutan teramat besar pada peristiwa penjarahan, pembakaran, dan bahkan kasus kekerasaan seksual, berikut perkosaan massal perempuan etnis Cina di Indonesia pada 1998? Saya yang pada tahun 1998 sudah bekerja dan berkeluargapun masih alami kepedihan dan luka batin. Sementara, peristiwa itu menyisakan trauma kepada anak anak kita.  

Hanya harapan yang mendalam bahwa jangan kita mengotori Bumi Pertiwi dan bangsa ini dengan kepedihan yang sama atau bahkan lebih buruk..  

Pustaka : 1. Sting; 2) Musik 'Fragile' 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun