Setelah peristiwa itu, tentu kita semua akan berduka secara mendalam. Seluruh jagad ikut menangis dan alampun menundukkan kepala. Darah dan nyawa adalah bayaran dari peristiwa ini. Pada akhirnya, peristiwa duka dan kematian seakan begitu dekat dengan kita, manusia. Luka dan duka menjadikan betapa rentan manusia.Â
Jadi, kita tahu, lagu ini punya makna bukan hanya untuk peristiwa meninggalnya Ben Linder. Ini adalah lagu untuk mengingatkan kita akan begitu mudahnya peperangan dan kontak senjata bisa jadi muncul dari perdebatan, kebencian dan permusuhan berkepanjangan. Dan, kerugian dari persitiwa semacam ini sangatlah luas.Â
Sting yang Melegenda Â
Untuk musiknya, Sting selalu istimewa. Kita selalu menemukan berbagai alat musik akustik selain terdapat gitar, alat tipu, drum.Â
Sting mencetak banyak hit ketika menjadi basis, penulis lagu serta penyanyi utama the Police pada 1977 sampai 1984. Pada grup the Police, Sting berkonstribusi pada 17 Grammy Award, sebuah Golden Globe, Emmy award serta Academy Award untuk Lagu Terbaik.Â
Karir solonya menanjak sejak 1985. Sting makin menonjol dengan lirik lagu yang bertutur dan penuh makna. Yang menarik, lagu lagi Sting diberi elemen rock, jazz, reggae, klasik.Â
Pada tahun 2002, Sting menerima Ivor Novello Award untuk Lifetime Achiement drai British Academy of Songwriters, Composers and Authors dan masuk dalam Songwriters Hall of Fame. Untuk Hall of Fame saja, ia menerima beberapa penghargaan yang berbeda. Iapun menerima penghargaan dari Kerajaan Inggris.
Kekerasan Membawa Korban dan Trauma Jangka PanjangÂ
Semua kekerasan dan konflik bersenjata yang pada awalnya tidak diniatkan perangpun akan membawa dampak kerugian harta dan nyawa. Terlebih, walaupun waktu telah menutup cerita itu, sakit dan trauma yang ditinggalkan tetap ada di semua pihak, baik yang menang mapun yang kalah.Â
Lagu ini membuat saya cengeng karena akhir akhir ini begitu ramai media memberitakan adanya kemungkinan adanya kekerasan pasca Pemilu 2019. Rencana pengumuman hasil pengitungan riil suara dari Pemilu 2019 yang direncanakan dilakukan pada 22 Mei 2019 menjadikan masyarakat ketar ketir. Bagaimana tidak?
Media memberitakan telah ditangkapnya kawanan 30 orang teroris yang merencanakan untuk meledakkan bom berkekuatan besar di 6 tempat publik tentu menakutkan. Bahkan, diberitakan bahwa pemantik bom bisa dilakukan melalui  'wifi'. Belum lagi peringatan akan kondisi keamanan dari berbagai kedutaan utama seperti kedutaaan Besar Amerika. Tentu ini menjadikan was was.Â