Vanila Sang Anggrek dengan Harga Menjulang
Belum lama ini saya menyaksikan video dari saluran the Economist "Why Vanilla is so expensive". Saya merasa malu betapa pengetahuan saya akan tanaman ini terbatas.
Film yang berdurasi 5 menit 19 detik ini memberi gambaran tentang tanaman vanilla yang tumbuh subur di Madagaskar sebagai produsen utama dunia. Harga vanilla juga membuat mata saya terbelalak, sebab per kilogram vanilla dihargai senilai 500 US Dollar. Harga ini dinilai lebih mahal dari harga perak untuk berat yang sama.Â
Dengan adanya iklim dan cuaca yang ekstrim, kerusakan vanilla juga jadi persoalan. Karena persoalan ini, pasokan terbatas dan harga vanilla tidak pernah turun.Â
Perubahan iklim salah satu ancaman bagi vanilla untuk berbunga. Hal ini dapat memuat petani harus menunggu sekitar 5 tahun untuk dapat memperoleh pohon vanilla yang siap panen. Padahal permintaan akan vanilla selalu meningkat.
Karena persoalan keterbatasan pasokan vanilla, maka beberapa perusahaan seperti perusahaan Haggen Dazz bekerja sama dengan petani agar pasokan lebih stabil. Film juga menyebut bahwa di samping Madagaskar, Indonesia dan Uganda adalah pemasok vanilla dunia.Â
Mengapa untuk tanaman seseksi ini kita tidak terlalu kenal tanaman vanilla. Juga, saya tidak pernah mendengar secara memadai keberpihakan pemerintah pada produksi vanilla. Saya memang pernah mendengar di suatu tahun adanya informasi terkait meningkatnya status vanilla dalam pertanian kita. Tetapi, apa selanjutnya?Â
Rasanya ingin saya mengetuk pintu rumah pak Menteri Pertanian pagi ini dan mengajukan beberapa pertanyaan soal pentingnya vanilla sebagai komoditas strategis, serta apa rencananya untuk vanilla? Apa yang sudah dilakukan untuk petani vanilla? Seberapa upaya kementrian untuk mendorong produksi vanilla dan kesejahteraan petaninya?
Ternyata vanilla adalah Anggrek
Vanilla sendiri berasal dari kata "Vina" dalam bahasa Spanyol yang berarti cangkang kecil. Vanilla bisa dikatakan sebagai satu satunya anggrek yang dimanfaatkan oleh berbagai industri. Bagian dari tanaman yang dipergunakan adalah bijinya. Sebut saja industri makanan, minuman, ice cream, coklat, kosmetik dan parfum. Vanilla memang merupakan rasa favorit dalam rangkaian makanan dan minuman kita.
Uniknya, hanya proses pemanenan vanilla yang tepat berikut proses fermentasi yang memunculkan aroma vanilla.
Vanilla ditemukan di daerah tropis, baik di Amerika, Asia maupun Afrika. Genus vanilla yang kita temukan dalam perkebunan atau hutan untuk dikonsumsi merupakan genus yang ditemukan oleh Plumier pada tahun 1754.
Karena merupakan keluarga anggrek, vanilla hidup sebagai epifit menumpang pada tanaman induk tanpa menyerap nutrisi atau menggagu kehidupan pohon yang ia tumpangi.
Dalam satu pohon vanilla yang merambat ke atas, satu batang vanilla akan terdapat satu sampau dua puluh empat (24) biji Dalam satu pohon yang sehat biasanya dedapatkan sekitar beberapa ratus biji.Â
Dan, tentu saja karena ia adalah anggrek, ia tidak mudah tumbuh begitu saja. Ia memerlukan penanganan dan pemeliharaan yang baik. Ia perlu sinar matahari cukup serta kelembaban yang memadai. Ini tentu menjawab pertanyaan tentang rentannya tanaman vanilla.
Karena berupa anggrek pula, saat ini terdapat tren untuk memelihara vanilla sebagai tanaman hias.
Indonesia Sebagai Salah Satu Produsen vanilla Terbesar
Dengan posisi Indonesia sebagai satu dari tiga produsen vanilla di dunia, tentu kita perlu paham bagaimana situasinya. Data menunjukkan bahwa vanilla Indonesia telah menembus pasar ekspor wilayah Asia dan Eropa. Untuk Indonesia, Yogyakarta (Menoreh) dan Jawa Tengah (Wonosobo, Temanggung) adalah produsen utama. Vanilla juga ditemui di NTT dan Papua.
Ini mengingatkan masa kecil saya ketika ikut ayah saya pergi ke perkebunan cengkeh dari area bawang, sekitar 40 kilometer dari Semarang dan menemukan tanaman vanilla sebagai tanaman selang di antara pohon pohon cengkeh.Â
Saya ingat saat ayah saya (almarhum) menunjukkan bunga vanilla dan ayah saya pelan memotong biji 0 vanilla dengan pisau kecilnya yang tajam dengan hati hati. Baru sekarang saya menyadari bahwa vanilla memang memerlukan perhatian dalam pemeliharanaannya.
Di tahun 2019, Balai Karantina Pertanian Yogyakarta melaporkan bahwa Yogyakarta mengekspor sekitar 270 ribu ton di tahun 2018. Di tahun 2019, sekitar 1,2 sampai 2,4 ton per bulannya dieksport.Â
Balai memprediksi pahwa pada tahun 2019 kita dapat menjadi eksportir terbesar Vanilla. Namun, Balai juga melaporkan bahwa kinerja ekspor turun naik. Bahkan, pernah mengalami defisit pada akhir akhir ini. Artinya, kita mengimpor vanilla. Ini menyedihkan sebetulnya. Balai tersebut mengangkat isu pentingnya perbaikan kinerja ekspor.Â
Saya rasa, bukan hanya kita berpikir soal kinerja ekspor, tetapi perlu memperhatikan budi daya dan keberadaan tanaman vanilla itu sendiri. Saya jarang atau hampir tidak pernah mendengar adanya wilayah dengan vanilla yang luas dan terawat baik.
Ekspor komoditas vanilla ditujukan ke Republik Chechnya, Antigua, Barbuda, Tahiland, Bulgaria, German, Denmark, India Perancis, Belanda, Korea Selatan, Filipina dan Singapura.
Entah mengapa, saya kok merasa khawatir soal keberadaan tanaman ini. Ini karena sejarah dan catatan negara kita yang memang tak pandai untuk merawat. Terlebih areal lahan vanilla atau panili pun dilaporkan terus menurun.
BPS juga mencatat produktivitas tanaman vanilla turun drastis sejalan dengan berkurangnya lahan. Sayangnya data statistik perkebunan kita lebih banyak mencatat hasil perkebunan kelapa sawit dan sangat terbatas informasi yang tersedia untuk komoditas vanilla.
Dari sini, mungkin kita bisa pula menarik simpulan bahwa perhatian pemerintah pada komoditas seperti vanilla perlu ditingkatkan. Pertama, vanilla adalah komoditas unggulan. Kedua, hampir semua vanilla dikelola oleh hutan rakyat. Ini tentu akan menguntungkan petani rakyat kita.
Bagaimana bila kita rekomendasikan kepada presiden terpilih nanti untuk memilih menteri pertanian yang perduli pada petani rakyat, khususnya petani rakyat Vanilla? Apa saja yang perlu jadi perhatian Menteri Pertanian?Â
1. Pahami dan kuasai rantai nilai vanilla, berikut informasi siapa melakukan apa, juga siapa penguasa perdagangan Vanila yang ada dari hulu hingga hilir
2. Sediakan insentif bagi petani vanilla perlu pula dipertimbangkan agar areal lahan vanilla tidak terus berkurang. Ini termasuk adaya asuransi petani Vanilla.Â
3. Tingkatkan budidaya dan ilmu vanilla. Komoditas ini adalah komoditas unggulan yang cantik dan perlu penanganan tangan terampil.Â
Rasanya sudah tidak pantas lagi kita mendengar kabar bahwa kita akan kehilangan keunggulan hasil pertanian kita. Bikin malu saja.
Pustaka : 1) Tentang vanilla; 2) vanilla dan Cara Pemeliharaan; 3) Mengapa Vanila MahalÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H