Bagaimana dengan di negara lain? Di Thailand, 'Mother's Day' diperingati pada bulan Agustus, bertepatan dengan hari ulang tahun Ratu Sirikit. Di Ethiopia, 'Mothers' Day' diperingati dengan cara merayakan dengan makan besar dan menyanti bersama keluarga, sebagai bagian dari 'Antrosht', perayaan keibuan selama beberapa hari. Di Inggris, 'Mothers' Day' diperingati pada 11 Maret.Â
Walaupun di Amerika 'Mothers' Day' masih terus dirayakan dengan memberikan bunga kepada ibu dan perempuan, pada tahun 1968, Correta Scott King, istri Martin Luther King, Jr, menggunakan 'Mothers' Day' untuk berparade atas nama perempuan dan anak anak yang tidak beruntung. Di tahun 1970an, beberapa kelompok perempuan juga menjadikan peringatan ini untuk mendengungkan kesetaraan.
Jadi, Pentingkah 'Mothers' Day"?
Pentingkah 'Mothers' Day'? Bagi saya, ini bukan masalah perayaannya. Namun, momen untuk berterima kasih pada ibunda masing masing dan perempuan sebagai ibu tetaplah istimewa. Pada tahun 1990an, saya tidak terlalu melihat pentingnya peringatan 'Mothers' Day'. Saya merasa canggung karena ada rasa kekuatiran bahwa perempuan hanya dilihat dari peran domestik dan reproduktifnya. Â Juga ada kekuatiran bahwa masyarakat akan memandang peran perempuan hanyalah di ranah domestik. Padahal perempuan juga juga punya peran luas di ranah yang juga digeluti laki laki. Ini karena ada kecenderungan di antara kita untuk menarik semua peringatan yang 'berbau' perempuan dan Ibu kepada peran perempuan sebagai ibu atau 'motherhood'.Â
Dengan berjalannya dengan waktu, saya lebih santai menghadapi perayaan ini. Bahkan, saya merasa tidak canggung untuk mengatakan bahwa 'Mothers' Day' juga penting. Peran ibu di ranah domestik, sebagai ibu yang melahirkan anak adalah peran memastikan hadirnya intergenerasional. Peran ini tak tergantikan oleh siapapun. Negara dan bangsa berhutang pada Ibu. Selain melahirkan, ibu juga merawat anaknya.Â
Peran perawatan oleh ibu ini merupakan peran reproduktif dan sekaligus produktif. Ada peran besar Ibu dalam ekonomi. Bayangkan bila ibu mogok tidak hendak melahirkan dan biaya perawatan keluarga ditagihkan kepada negara. Studi menunjukkan bahwa bila dihitung dengan uang, pekerjaan Ibu diestimasikan sekitar 40% dari  Pendapatan Nasional.. Masuk akal. Bila kita merekrut seseorang untuk menggantikan peran perawatan ibu, berapa hutang kita pada Ibu? Ini belum termasuk persoalan kasih sayang yang tak tergantikan. Untuk itu, menjadi hal yang sudah sepantasnya bila negara dan masyarakat menghargai ibu dan perempuan yang menjadi ibu.
"Mothers' Day' yang SunyiÂ
Peringatan 'Mothers' Day' pada 12 Mei 2019 ini menyentuh hati saya. Ibu saya akan berusia 83 tahun pada bulan Mei ini.Â
Rupanya kecelakaan yang cukup berat bagi orang di usia ibu saya bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa penurunan kondisi fisik dan memorinya. HB nya yang hampir selalu rendah di bawah 7 membuat harus dilakukan transfusi darah secara berkala. HB yang rendah ini juga berkontribusi pada memorinya. Beliau menjadi tidak ingat bahwa ia telah makan siang. Ia juga tidak ingat bahwa dokter yang merawatnya sudah datang 1 jam yang lalu. Melihat hal seperti itu, tentu hati anak anaknya, juga saya jadi meleleh. Tak biasa saya menuliskan hal pribadi untuk publik, tetapi sulit untuk menahannya kali ini.Â
Saya beruntung bisa hadir untuk menjenguk ibu saya persis pada 'Mothers' Day'. Saya ucapkan juga selamat. Namun, sayapun sudah bersiap diri bahwa beliau tidak akan terlalu 'ngeh' bahwa kemarin adalah peringatan 'Mothers' Day'. Dan ternyata benar. Baginya, ucapan 'Mothers' Day' sudah tidak seperti yang ia rasakan tahun yang lalu dan tahun tahun sebelumnya. Biasanya, ia dengan gembira akan membalas dan mengucapkan 'Happy mothers' day' untuk semua anak perempuan dan cucunya yang telah berkeluarga.