Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dengan Odong Odong ke London, Akankah Nikki Lauda Hariyona ke Senayan?

5 Mei 2019   14:36 Diperbarui: 5 Mei 2019   19:51 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkinsultasi dan berdiskusi (Instagram Nikki Lauda)

Nikki terus mengumandangkan pesan moral yang positif untuk calon pemilih dan generasinya. "Jika kebaikan hanya bisa dilakukan melalui tulisan atau kata, mari kita bersama untuk saling menguatkan, tidak menjatuhkan. Masing masing kita bisa berbagi walau hanya sedikit kata motivasi".

Pemilu Serentak 2019, Pemilu Kompleks untuk Millenial dan Kita Semua 

Proses kampanye dan pemilu ini memang cukup kompleks bagi siapapun. Persiapan kampanye Pemilu tentu satu hal. Karena ada di bawah bendera partai PPP, tentu kita bisa banyangkan tantangan jelang Pemilu. Seperti yang saya tuliskan dalam artikel ini, masuknya Romi pimpinan Partai PPP ke penjara KPK, saya duga membawa tantangan bagi banyak kalangan Caleg PPP, khususnya kaum Millenial. Romi adalah 'role model' yang menarik. Sayapun cukup kecewa ketika mendengar masuknya Romi ke penjara KPK. Namun demikian, saya rasa perjuangan Nikki yang mandiri dengan metode kampanye dan program yang baik akan menghasilkan hasil baik. Nikki bisa menjadi 'role model' bagi generasinya.  Semoga.

Dari Instagramnya, saya melihat gerak Nikki yang blusukan keluar masuk pasar adalah menarik. Ia menyatu bersama masyarakat dan akrab dalam berkomunikasi. Ini modalitas yang baik.

Kepada Kompas, Nikki pernah menyampaikan bahwa terdapat dua karakteristik pemilih di dapilnya. Pertama, terdapat masyarakat pemilih yang memiliki kesetiaan pada ideology partai. Siapapun calegnya, yang penting partainya adalah PPP. Kedua, pemilih yang mengutamakan ketokohan seseorang serta mewakili aspirasi mereka. Untuk itu, Nikki mengandalkan strategi program. 

Sebagai Caleg yang termuda untuk DPRRI, ia berfokus pada sektor pendidikan. Karena ia memang generasi millennial, penggunaan media sosial jadi penting. Keterlibatan (engagement) calon pemilih di media sosial ia kelola secara organik. Kepada Kompas ia mengatakan bahwa ia tidak menggunakan fokus nomor sebagai bagian dari kampanyenya, melainkan 'engagement' yang organik via media sosial (Kompas.com, 24 Oktober 2018).

Sebagai bagian dari aspek pendidikan, e-sport juga menjadi bagian dari yang ia perhatikan. Aktivitasnya sebagai ketua IeSPA (Indonesia eSport Assosiation) menjadi bagian dari kegiatan mendorong pemilih muda agar terus berkembang (Harian Haluan, 12 April 2019).

Saat ini Nikki dan kita semua menanti hasil penghitungan suara secara aktual. Saya sengaja tidak mengusik soal isu kecurangan dan tekan tekanan di TPS di wilayah Sumbar. Cukup sudah riuh rendah itu. Saya tidak tega melempar pertanyaan ini kepada Nikki. Walaupun mungkin ia siap dengan jawaban jawabannya.  Saya tidak tega membayangkan Nikki dan millenials seusia anak saya harus menghadapi kekotoran dan kebusukan politik kita. Ini refleksi dari rasa 'malu' saya, bahwa generasi saya begitu rusaknya di arena politik. 

Dapil 1 di wilayah Sumbar yang merupakan Dapil Nikki adalah dapil yang ketat. Bersamanya, terdapat dua kandidat atau caleg yang telah lama berjuang menjadi anggota DPR. Selain itu, saat ini wilayah ini juga menjadi persaingan antara partai PDI dan PPP. Memang, wilayah Sumbar posisi partai dari koalisi 01 cukup ketat, karena mayoritas kemenangan dari hasil quick count menunjukkan keunggulan partai pendukung 02. Ini akan jadi batu ujian bagi Nikki. Namun, biarlah waktu dan hasil perhitungan akutal yang akan berbicara. Ia percayakan ini kepada KPU. 

Dalam wawancara pertelpon dengan Nikki, Nikki menyampaikan betapa situasi di wilayah Dapilnya, yaitu Dapil 1, misalnya Kabubpaten Solok Selatan dan Kabupaten Tanah Datar masih banyak terdapat masyarakat yang miskin. Bahkan terdapat beberapa wilayah yang tak pernah merasakan listrik sejak kemerdekaan RI. Saya memahaminya, karena kebetulan sempat turut dalam konsultasi SDGs di bulan Juni 2018 di Padang. Isu ini tentu mengusik hati Nikki. Saya turut merasakan kritisnya isu dan tantangan wilayah.  

Tentu saja, Nikki tetap melakukan kegiatannya sebagai pengurus partai, pekerjaannya, dan kegiatan pribadi lainnya. Nikki yang memiliki orang tua yang juga aktif dalam politik dari Partai yang sama tentu telah belajar politik dari kehidupan sehari hari. Sang Ibu rupanya telah menjadi anggota DPD selama 2 periode dan pada pemilu kali ini ada kemungkinan akan kembali mewakili Sumbar di DPD RI. Sementara, pada Pemilu kali ini, baik Nikki dan ayahnya sama sama berjuang untuk pertama kali untuk di Senayan. Untuk orang seperti Nikki, kalaupun ia ternyata pada akhirnya tidak lolos ke Senayan, tentu ia masih punya masa depan. Saya tak ragu itu. Ia punya pekerjaan di bidang pemasaran digital. Iapun yang saat ini adalah Wakil Sekretaris DPW Partai Persatuan Pembangunan Propinsi Sumatera Barat. Ia masih akan terus beraktivitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun