Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Dana Abadi sebagai Masa Depan Pendanaan Pendidikan, Riset, dan Budaya

17 Maret 2019   22:45 Diperbarui: 19 Maret 2019   09:14 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debat Cawapres telah berjalan. Menarik sekali. Mengingat usia Ma'ruf Amin, mungkin kita sempat asumsikan bahwa kemampuannya akan kalah dari Sandiaga Uno yang masih sangat muda. Ternyata asumsi itu bisa digugurkan.

Ma'ruf tenang dan percaya diri mengemukakan pandangannya tentang beberapa hal. Iapun seorang pendengar yang baik. Ia mendengar dengan baik semua pertanyaan dari panelis dan dengan tanpa catatan ia menjawab pertanyaan dengan sangat relevan.

Di akhir debat, Ma'ruf juga mengakui usia lanjutnya. Ia mengembalikan semuanya kepada Allah bila dipercaya untuk memimpin bangsa ini. Itu kalimat penutup yang menurut saya bijaksana. 

Saya tidak hendak mengomentari soal kartu-kartu yang diajukan oleh pasangan Capres dan Cawapres 01, karena hal ini merupakan kelanjutan dari program yang ada. Mungkin pengecualian ada pada kartu pra kerja.

Pernyataan, pertanyaan, dan jawaban Ma'ruf soal dana abadi, soal perlunya instrumen pengelolaan dan pengawasan dana pendidikan pusat dan daerah, soal reformasi pendidikan, soal bagaimana stunting yang bukan hanya soal ASI tetapi juga merupakan persoalan sosial dan bagaimana harus dikelola menunjukkan bahwa ia paham isu sosial dan pembangunan yang ada.

Hal ini bisa dipahami karena beliau memiliki latar belakang pendidikan yang memadai. Gelar Doktor Honoris Causa untuk bidang Hukum Ekonomi Syariah dari UIN tentu beralasan diberikan kepadanya. Pengalaman Ma'ruf sebagai anggota DPR juga membuatnya paham akan birokrasi. 

Secara keseluruhan, nampak bahwa penampilan Ma'ruf "menang awu" dan menang pamor dibandingkan dengan penampilan Sandi. Juga, ini refleksi kematangan penyusunan strategi dan kebijakan pembangunan yang ada dan akan diteruskan ke depan. 

Tulisan saya kali ini tidak hendak membandingkan terlalu jauh soal penampilan kedua cawapres,  namun saya lebih tertarik untuk mendiskusikan ide Paslon 01 untuk mengembangkan dan mengoptimalisasi pengelolaan dana abadi atau 'Endowment Fund' untuk bidang riset, pendidikan, dan budaya. Ini terobosan yang keren, menurut saya. 

Memang sejak lama, ide tentang dana abadi inilah yang diharapkan oleh banyak kalangan aktivis di bidang riset, pendidikan, dan budaya, karena dana abadi memiliki cukup banyak keunggulan.

Sebelum melangkah pada diskusi yang lebih jauh terkait dana abadi, ada baiknya kita ulas terlebih dahulu apa itu dana abadi.

Dari sisi definisi secara legal, Endowment adalah: A permanent fund bestowed upon an individual or institution, such as a university, museum, hospital, or foundation, to be used for a specific purpose.  Endowments may be separately held funds within the charity, or separately established nonprofits holding long-term funds, generally referred to as supporting organizations to the charity." (investorwords.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun