Soal tawar menawar paket wisata dan barang barang, baik makanan dan suvenir mungkin memang melelahkan bagai beberapa wisatawan.Â
Beberapa wisatawan barat yang memang tidak terbiasa melakukan tawar menawar merasa tertipu dengan harga harga yang ada di pasar terapung ini.
Harga paket wisata untuk mengendara sampan memang bisa dibedakan antara sampan dayung dan perahu bermesin. Namun variasi harga yang ditawarkan tanpa standard. Untuk sampan, misalnya, harga yang ditawarkan adalah antara 200 sd 500 Baht per orang untuk dua jam. Sementara, untuk perahu bermesin bisa ditawarkan antara 1.500 sd 2.000 Baht per orang.Â
Ada keuntungan dan kelebihan antara pilihan berkeliling dengan sampan atau perahu motor. Dengan sampan tentu kita akan bisa lebih santai. Juga, kadang kita beruntung mendapatkan pengayuh sampan yang cantik. Dengan perahu bermesin tentu lebih tenang ketika memasuki sungai besar di pintu utama, tetapi membuat sesak di kanal. Juga, polusi udara yang diciptakan oleh asap buangan bahan bakar perahu bermotor sangat mengganggu.
Ini ada di iklan iklan untuk tujuan wisata pasar terapung ini. Jepretan pada adegan film yang diakhiri dengan Roger Moore yang terapung di air ada dalam brosur brosur. Â Ini bisa dikatakan film James Bond pertama yang dilakukan di Thailand karena pengambilan gambar James Bond 'Tomorrow Never Dies' juga dilakukan di Thailand.
Studi dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial pada Universitar Kasetsart Bangkok, Thailand pada 2017 menunjukkan bahwa sejarah konstruksi identitas dari pasar terapung ini penting untuk dipahami. Identitas masyarakat di sekitar Damnoen Saduak terbangun atau dibangun karena proses dan waktu.Â
Identitias Pertama. Pada tahun 1866, upaya pembangunan jalur transportasi air sungai dilakukan antara Sungai Tha Chin dan Sungai Mae Klong, juga dari sungai Tha Chin ke Paak Klong Bang Nok Khwaek menjadikan kanal sepanjang 32 kilometer. Jalur transportasi ini kemudian diberi nama Damnoen Saduak karena lokasinya ada di kabupaten Damnoen Saduak.
Pembukaan kanal ini dilakukan pada 25 Mei 1868. Kanal memberikan mata pencaharian bagi masyarakat pekebun, pada umumnya perempuan, yang hidup di Damnoen Saduak.